Singapura terkenal sebagai destinasi yang tak ramah kantong. Masuk dalam jajaran wilayah dengan biaya hidup mahal, tapi justru selalu ramai turis.
Dilansir dari Vietnam Express pada Jumat (8/3/2024), banyak turis yang mengeluh soal mahalnya Singapura, termasuk turis China. Sebagai pasar nomor dua untuk Singapura setelah Indonesia, turis China masuk dalam nomor wahid dalam spending terbanyak di sana.
China dan Singapura memiliki kerja sama bebas visa selama 30 hari. Negeri Singa itu pun berharap ada kenaikan dari pasar outbond terbesar dunia.
Kegelisahan akan mahalnya Singapura sudah banyak diekspos oleh netizen, salah satunya Yanyi Elaine dari Provinsi Anhui. Dalam akun weibonya, dia menulis keresahannya untuk liburan ke Singapura dan menjadi viral.
"Kota ini dikenal sebagai ibukota denda. Mengapa saya harus pergi ke sana? Bepergian harus dilakukan tanpa beban dan tidak terus-menerus mengkhawatirkan apa yang tidak dilakukan," tulisnya.
Postingan ini menarik banyak perhatian termasuk media-media besar, seperti Singapore Strait Times.
"Tagar 'visa-free travel ke Singapura dapat membuat pengunjung miskin jika tidak berhati-hati' menjadi topik yang paling banyak di cari di Weibo," menurut data Singapore Strait Times.
Algoritma ini pun menarik 310 juta penayangan dan memicu lebih dari 9.000 rangkaian diskusi terhadap liburan Singapura.
Menurut Numbeo, database penggunaan data terbesar dunia, memperkirakan pengeluaran rata-rata satu orang turis di Singapura adalah sgd 1.506 atau sekitar Rp 17,6 juta.
Meski begitu, ada sisi lain Singapura yang membuat mereka tetap datang ke sana. Kebanyakan warga Tiongkok sepakat bahwa Singapura adalah negara yang aman.
"Singapura tidak bisa disamakan dengan Thailand. Benar-benar mahal, makanannya juga sangat rata-rata. Tapi tempat ini cukup menyenangkan, aman dan tentram, tidak seaneh Thailand," tulis seorang warga China di Weibo.
"Pengalaman di Singapura lebih baik daripada di Thailand," yang lain menimpali.
"Ya, biayanya sangat mahal, semua teman saya pergi ke Thailand, tapi saya bilang saya tidak tertarik dengan tempat itu," ujar yang lain.
Pada Global Wealth and Lifestyle Report 2023, Singapura juga masuk dalam daftar kota dengan biaya hidup termahal bagi warganya. Indeks Gaya Hidup ini didasarkan pada 12 barang konsumer dan 8 layanan jasa yang merepresentasikan pembelian para penduduk dengan penghasilan tinggi. Data ini diambil sejak November 2022 hingga Maret 2023.
Singapura berada di peringkat teratas karena permintaan akomodasi, pendidikan dan biaya hidup yang signifikan. Singapura mungkin menjadi kota dengan biaya hidup termahal karena kenaikan harga properti dan kenaikan biaya kepemilikan mobil. Biaya asuransi di negara ini juga terhitung cukup mahal.
Simak Video "Video: Tampang 12 Wanita Pelaku Penjualan Balita ke Singapura"
(bnl/fem)