Tradisi Ngerebeg di Desa Sangketan, Penebel merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak Desa Sangketan didirikan, sekitar abad ke-3. Tradisi itu rutin dilakukan satu tahun sekali untuk menyambut hari raya Nyepi di Desa Sangketan.
I Nyoman Gede Sucita selaku Mangku Dalem Solo menyebut Ngerebeg berasal dari kata "rebeg" yang berarti menghalau atau mengusir atau menyerang. Jadi Ngerebeg berarti menghalau segala unsur yang tidak baik dari segi alam dan manusia.
Masyarakat Desa Sangketan percaya bahwa Tradisi Ngerebeg bisa menetralisir unsur negatif dan mengharmoniskan energi alam dan manusia untuk terciptanya keharmonisan di desa.
Tradisi ini biasanya dilakukan sekitar sasih kaulu hingga sasih kesanga, selama tiga hingga empat hari. Diikuti oleh seluruh warga Desa Sangketan dan Bongli. Menurut Gede Sucita, Tradisi Ngerebeg di Desa Sangketan memiliki keunikan tersendiri, terutama dari segi sarana upacaranya.
"Ngerebeg memiliki sebuah keunikan, dimana menggunakan sarana ayam yang diolah menjadi caru. Namun, kulit ayam akan digantung dengan bambu. Ini dianggap sebagai penetralisir dengan upacara yang sederhana, namun mengandung makna yang luar biasa," ujar Gede Sucita.
Sebelum melakukan Tradisi Ngerebeg, masyarakat Desa Sangketan juga mempersiapkan asagan di rumah masing-masing. Masyarakat juga mempersiapkan sarana upacara di beberapa tempat, seperti di Pura Puseh, Pura Desa, dan catus pada desa.
Saat memulai tradisi ini, masyarakat desa akan mengawalinya dengan melakukan sembahyang bersama yang dipimpin oleh beberapa mangku di Pura Puseh. Bertujuan untuk memohon kerahayuan dan kelancaran dalam proses Tradisi Ngerebeg.
Selama tradisi ngerebeg, setiap harinya masyarakat Desa Sangketan akan mengiring dan menyunggi Ida Bhatara keliling desa. Biasanya dilakukan sebanyak 3 kali 2 putaran. Sebagai penanda, masyarakat penyunggi akan mesuryak setiap sampai di ujung desa.
Masyarakat desa akan menyunggi beberapa benda, seperti tombak tungked, pusaka rontek atau umbul umbul, tedung pengadeg Ida Bhatara, canang pesunggian, Sanghyang Sampat Lidi, dan Ida Petapakan.
Tradisi Ngerebeg di Desa Sangketan, Penebel sudah dimulai sejak Rabu, 6 Maret 2024 hingga Sabtu, 9 Maret 2024.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba