Bos Maskapai Frustrasi dengan Boeing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bos Maskapai Frustrasi dengan Boeing

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 15 Mar 2024 19:05 WIB
A United Airlines Boeing 737 MAX 9 jetliner is grounded, as passengers try to rebook their tickets from cancelled United Airlines flights after U.S. air safety regulator the Federal Aviation Administration (FAA) grounded 171 Boeing 737 MAX 9 jetliners for safety checks because of the emergency landing of an Alaska Airlines plane, at Luis Munoz Marin International Airport in San Juan, Puerto Rico January 7, 2024. REUTERS/Miguel J. Rodriguez Carrillo
Pesawat Boeing milik United Airlines. (Miguel J. Rodriguez Carrillo/Reuters)
Jakarta -

Boeing dihadapi rentetan masalah belakangan ini. Bos-bos maskapai penerbangan merasa frustrasi.

Melansir Reuters, Jumat (15/3/2024) krisis keselamatan di pesawat Boeing disebut telah menjungkirbalikkan rencana bisnis para eksekutif maskapai penerbangan. Namun, dalam pasar yang ketat dan hanya dipasok oleh dua perusahaan, mereka tidak punya banyak pilihan selain berbisnis dengan pembuat pesawat Amerika Serikat.

Beberapa perusahaan penerbangan telah menunjukkan kekhawatirannya, misalnya United Airlines lewat sang CEO Scott Kirby terbang ke Prancis untuk berbicara dengan Airbus. Kunjungan itu terjadi saat krisis terbaru Boeing mulai banyak terkuak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun begitu, para maskapai penerbangan masih merundingkan pesanan pesawat baru dan berusaha memanfaatkan penundaan yang dilakukan Boeing untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik.

Adapun jadwal pengiriman Boeing menghadapi penundaan yang diperpanjang. Itu setelah terjadi ledakan kabin di tengah penerbangan pada 5 Januari lalu. Kejadian itu sekaligus mengungkap masalah keamanan dan kontrol kualitas dalam proses produksinya.

ADVERTISEMENT

Namun, perusahaan saingannya yakni Airbus, sudah memiliki tumpukan pesanan yang membuat pemesanan secara cepat tidak mungkin dilakukan.

Maskapai penerbangan mengadopsi berbagai strategi untuk mencoba bertahan dalam permainan dengan Boeing. Mereka menggunakan pesanan satu jenis pesawat sebagai pengganti untuk menerima pengiriman model yang berbeda. Mereka juga bernegosiasi lebih keras dengan mencari cara penundaan produksi untuk mendapatkan diskon dan kompensasi atas kerugian finansial.

"Pelanggan Boeing tidak memiliki banyak pilihan selain tetap menggunakan Boeing, suka atau tidak suka," kata Direktur pelaksana di perusahaan konsultan penerbangan Leeham Company, Scott Hamilton.

Adapun Kirby adalah satu orang yang vokal dalam meluapkan kekecewaannya terhadap Boeing. Dia langsung bertemu dengan Airbus setelah regulator menahan semua armada Boeing 737 MAX 9 milik United Airlines.

Seiring dengan itu, terjadi tanda tanya besar juga atas sertifikasi pesawat yang lebih besar yakni MAX 10 yang dijadwalkan disuplai pada tahun ini. Terkhusus United Airlines, mereka telah memesan 277 jet MAX 10 dengan opsi untuk 200 jet lain. Tetapi, kekacauan ini membuat perusahaan tersebut tertarik dengan jet A321neo dari Airbus. Padahal, United Airlines adalah salah satu pelanggan setia Boeing.
Sayangnya, pesanan Airbus disebut telah penuh hingga tahun 2030. Kirby mengatakan, maskapainya tertarik dengan jet tersebut tetapi tidak berkenan membayar lebih untuk antrian.

Di sisi lain, United ingin menggunakan pesanan Boeing yang terhambat untuk mendapatkan penawaran yang lebih baik untuk pesawat lain. Kirby berujar, United telah meminta Boeing untuk mulai membuat MAX 9 untuk pengiriman, tetapi berencana mengubah pesanan menjadi MAX 10 setelah pesawat itu disertifikasi.

Selain United, beberapa minggu lalu, CEO American Airlines Robert Isom juga turut frustrasi. Ia mengecam Boeing karena masalah kualitas yang terus terjadi dan meminta produsen memperbaiki diri. Minggu lalu, maskapai ini membuat pemesanan pertama kalinya untuk Jet MAX 10 sebagai alternatif dari Airbus A321.

Maskapai asal Texas ini juga berurusan dengan penundaan pengiriman Boeing, termasuk pesawat 787 Dreamliner. Ini disebut tak hanya menghambat upaya pemulihan perjalanan pasca pandemi, tetapi juga meningkatkan biayanya.

Sedangkan bagi maskapai penerbangan seperti Southwest yang merupakan salah satu pelanggan utama Boeing, beralih dari Boeing sama saja dengan mengubah model bisnis mereka. Hal ini akan membutuhkan investasi besar dalam hal pemeliharaan, pelatihan, dan teknologi.

Airbus telah lama mencoba merayu Southwest dengan A220 yang lebih kecil sebagai pengganti MAX 7 Boeing yang tertunda. Namun, CEO Bob Jordan mengatakan bahwa biaya untuk mengoperasikan banyak armada akan signifikan.

"Boeing yang kuat sangat bagus untuk Southwest Airlines," kata Jordan pada konferensi industri JP Morgan pada hari Selasa, (12/3/2024).

"Ini sangat bagus untuk industri kami," dia menambahkan.




(wkn/fem)

Hide Ads