Turis Tolak Beli Perhiasan, Pedagang Ejek Dia 'Hantu Miskin'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Tolak Beli Perhiasan, Pedagang Ejek Dia 'Hantu Miskin'

bonauli - detikTravel
Sabtu, 16 Mar 2024 06:31 WIB
Vertical close up of art in the everyday: earth color crystal bracelets in wicker and stone basket at artisan markets Byron Bay
Ilustrasi perhiasan (Getty Images/iStockphoto/Kiara Bloom)
Xiamen -

Lagi-lagi pariwisata China jadi sorotan. Kalau kemarin pemandu wisata maki-maki turis, sekarang giliran pedagang yang jadi pelakunya.

Dilansir dari Vietnam Express pada Sabtu (16/3/2024), seorang wisatawan wanita melakukan perjalanan di Kota Xiamen, China. Ia kemudian masuk ke sebuah toko perhiasan.

Turis yang tak disebutkan namanya ini tampak pede untuk menanyakan harga di toko itu. Namun pada akhirnya, wanita itu keluar tanpa membeli apa-apa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik toko gusar. Dia kemudian mengejar si turis dan memakinya. Sambil berteriak, ia menyebut si wanita sebagai 'hantu miskin'.

Wanita itu tidak terima. Ia kembali dan membalas perkataan si pedagang. Terjadinya pertengkaran sengit.

ADVERTISEMENT

Saking serunya, orang yang lalu-lalang jadi berhenti untuk menonton. Sampai akhirnya polisi datang untuk melerai mereka. Polisi kemudian menutup toko itu dan membawa mereka.

Pertengkaran turis dan pedagang itu direkam oleh warga sekitar. Kejadian itu berlangsung pada tanggal 25 Februari dan menjadi viral.

Netizen China kemudian berkomentar dan menilai bahwa sikap pedagang sangatlah kasar. Bahkan, mereka ingin memboikot toko perhiasan itu.

"Katakan di mana lokasi toko itu agar kita bisa menghindarinya," tulis warganet.

"Akhirnya aku paham kenapa banyak turis selalu ragu membeli produk mahal di toko oleh-oleh," tambah yang lain.

Belakangan ini, perkelahian yang melibatkan turis sering terjadi. Beberapa kali turis diamuk oleh pemandu wisata karena menolak permintaan membeli suvenir dengan harga yang mahal. Pemerintah China pun terus melakukan penyelidikan untuk menghentikan kebiasaan ini, agar citra pariwisata tidak turun di mata dunia.




(bnl/fem)

Hide Ads