Revenge tourism adalah tren pariwisata yang ramai selepas pandemi. Sandiaga memprediksi dampak revenge tourism ke Indonesia capai sekitar 50 persen.
Revenge tourism adalah praktik wisata yang banyak dilakukan para travel sedunia. Banyak mereka berwisata dalam tajuk 'balas dendam' karena tidak dapat berwisata saat pandemi melanda.
Selepas pandemi, tren ini meningkat drastis. Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memprediksi revenge tourism berperan dalam setengah dari total kunjungan turis ke tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat bahwa di awal-awal itu semuanya boleh dipastikan merupakan revenge tourism karena pelonjakan yang sangat kuat dari beberapa negara seperti Australia dan India misalnya," terangnya kepada awak media di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Kendati belum memiliki data yang akurat, ia percaya bahwa tren ini menyumbang sekitar 50 persen. Di sisi lain, tren revenge tourism diprediksi akan menurun di tahun 2024. Hal itu ia sebut menjadi tantangan bagi pihaknya untuk terus menjaga iklim pariwisata dan kunjungan turis.
"Jadi, saya belum memiliki data yang terkini tapi saya percaya mungkin jumlah revenge tourism itu bisa mencapai hampir setengah. Nah, karena ini menurun, base-nya itu tetap 50 persen tapi gimana caranya kita bisa terus mendapatkan pertumbuhan," ucapnya.
"Itu yang menjadi tantangan bagi kami dengan kegiatan promosi yang lebih terukur dan lebih masif untuk memastikan target 14 juta lebih wisata mancanegara ini bisa tercapai," sambungnya.
Bahkan, menurut data dari pameran pariwisata terbesar di dunia, Internationale Tourismus-Borse (ITB) Berlin yang diselenggarakan pada 5-7 Maret 2024, menyebut tidak ada lagi revenge tourism pada tahun 2024.
"Insight dari ITB Berlin, tahun ini fenomena revenge travel secara drastis menurun tidak ada lagi revenge travel seperti tahun-tahun sebelumya. Jadi kalau kemarin kita sempat kena pandemi, banyak (turis) yang dendam di 2022-2023, tahun ini sudah menurun drastis dan ada juga isu-isu terkait geopolitik, ekonomi, inflasi dan juga masalah mengenai starch shortage baru akan selesai 2025 dan di situlah target kepulihan sektor pariwisata," ujar Sandiaga Uno saat memaparkan hasil pameran ITB Berlin.
Menurut Menparekraf, data tersebut sangat penting bagi pihaknya untuk membuat kebijakan mengantisipasi merosotnya wisatawan akibat tidak ada lagi tren revenge tourism.
"Langkah kami adalah memastikan bahwa tren-tren tersebut terpotret dan menjadi data insight bagi kebijakan kami yang selalu berbasis data dan juga ada referensi dan data. Jadi ini ada yang kita dapet (ITP Berlin)," terangnya.
"Ini sangat strategis data-data tersebut sehingga karena kita udah tau China yang akan buka, kita harus cepat bergerak. Kita juga tau bahwa ada 100 juta wisatawan yang potensi dari China, kita juga tau ada penurunan revenge tourism, berarti kita nggak bisa hanya menunggu bola, kita harus menjemput bola terutama dari destinasi atau source market yang utama seperti Australi India dan Malaysia dan sekitarnya," pungkasnya.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol