Bidet Jadi Sangat Populer di AS: Stigma Rumah Bordil dan Andil Umat Muslim

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 26 Mar 2024 21:05 WIB
Ilustrasi kamar mandi dengan bidet (Foto: Getty Images/iStockphoto/Mariakray)
New York -

Bidet atau semprotan toilet kini sangat populer di Amerika Serikat. Sebelum pandemi, banyak warga sana yang menolak pemasangannya.

Diketahui bahwa traveler dari Indonesia tidak menyukai penggunaan tisu setelah buang air besar. Saat mereka pergi ke negara Eropa atau Amerika Utara, beberapa di orang menyarankan membawa bidet portabel.

Menyitir CNN, Senin (25/3/2024), bisnis bidet yang dulu merupakan konsep asing bagi banyak orang di AS telah booming besar selama pandemi Covid-19. Kala itu, pemicu pertamanya adalah ketika para pembeli berebut tisu toilet.

Dikatakan bahwa para penggemar bidet menggembar-gemborkan bila perangkat ini lebih ramah lingkungan dan juga bersih. Tapi orang Amerika butuh waktu lama untuk menyadari penemuan abad ke-18 ini.

Ide untuk menggunakan air yang mengalir dibanding daun atau kertas untuk membersihkan bagian bawah tubuh mungkin sama tuanya dengan keberadaan manusia.

Bidet berasal dari Prancis, digunakan oleh para bangsawan sebagai perabot terpisah di samping pot kamar. Variasi bidet ada di mana-mana di sebagian besar wilayah Eropa hingga Timur Tengah, Asia Timur dan beberapa negara Amerika Selatan.

Selama era elektronik yang berkembang pesat, merek Jepang Toto merevolusi washlet pada tahun 1980 dengan alat tambahan dudukan toilet yang menggunakan air hangat untuk membersihkan.

Bidet dan Rumah Bordil

Perangkat ini telah berkembang luas di rumah-rumah dan bisnis di seluruh Jepang dan sekitarnya.

Alasan umum mengapa bidet tidak digunakan di Amerika Serikat adalah karena selama Perang Dunia II, tentara Amerika melihat rumah bordil menggunakan bidet.

Ketika mereka kembali ke Amerika Serikat, mereka menjauhi bidet karena konotasi tersebut. Ditambah lagi, ledakan konstruksi yang terjadi pada tahun-tahun pasca perang membangun sistem pipa tanpa bidet.

(Akan tetapi, wastafel Jepang dan perangkat lainnya terhubung ke toilet yang ada dan tidak memerlukan pipa ledeng terpisah seperti bidet gaya Prancis).

Kesan asing dari bidet masih melekat. Beberapa pengguna bidet baru mengatakan bahwa mereka mengasosiasikan benda tersebut dengan tempat-tempat seperti Eropa atau Jepang, atau sesuatu yang ditemukan di hotel-hotel mewah.

Bidet di mata Umat Muslim

Tentu saja, bagi banyak orang, kebersihan berbasis air telah lama tertanam dalam budaya mereka, sejak berabad-abad yang lalu.

Sebagai contoh, bagi umat muslim yang taat, fikih Islam memberikan panduan yang ketat dalam hal membersihkan diri. Banyak negara Asia dan Timur Tengah menggunakan bidet yang dipasang dengan selang di sisi toilet, atau kendi yang terlihat seperti kaleng siram.

Eyad Atieh, seorang dokter residen di Illinois, menghabiskan sebagian masa kecil dan remajanya di Yordania, di mana setiap rumah memiliki bidet. Dalam pelatihan medisnya, ia mempelajari manfaat bidet bagi kesehatan, terutama bagi mereka yang menderita wasir dan hernia.

"Sebagian besar budaya kami menggunakan air untuk membersihkan diri, jika tidak, Anda tidak bisa salat, Anda tidak bisa dianggap bersih secara Islam," kata Atieh.



Simak Video "Video: Rekaman CCTV Pencurian Toilet Emas di Istana Blenheim Inggris"

(msl/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork