Viral di media sosial, video seorang perempuan yang diduga diperas oleh oknum sopir taksi di Bali. Dia dipaksa bayar Rp 400 ribu dari Seminyak ke Kuta.
Video viral tersebut direkam oleh seorang perempuan yang merupakan penumpang taksi itu. Dia komplain karena dikenakan tarif sangat mahal.
"Dia (sopir) minta Rp 400 ribu dari Red Ruby (kawasan Petitenget/Seminyak) ke Kadesa (Kuta). Lihat nih, mukanya nih gua viralin," ungkap penumpang itu sembari mengarahkan kamera ponsel ke wajah sopir taksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara si sopir taksi berusaha menerangkan alasannya memberi tarif Rp 400 ribu. Dia berdalih biaya itu sesuai karena angkutan beroperasi pada saat subuh.
"Jam berapa sekarang? Jam 5 (pagi)," kata si sopir taksi.
"Besok lo (kamu) sampai polisi, ya, oke. Deal, ya. Cuma gara-gara duit Rp 400 ribu," timpal perempuan tadi.
Belakangan diketahui, keributan penumpang dengan sopir taksi tersebut terjadi pada Sabtu (30/3/2024). Perempuan tersebut pergi menumpang taksi bersama seorang pria dari kawasan Petitenget, Seminyak menuju ke Kuta di Badung.
Sebagai informasi tambahan, rute itu tidak terlalu jauh. Jika dilihat di Google Maps, jaraknya hanya 6,9 Kilometer dengan waktu tempuh 26 menitan.
Sementara itu, Ketua Persatuan Angkutan Pariwisata Bali (Pawiba) I Nyoman Sudiartha menyayangkan masalah sopir angkutan dan penumpang terus berulang. Ia berharap para operator taksi mengawasi dan mengetatkan standar operasional masing-masing perusahaan.
"Kami masih koordinasi dengan teman-teman asosiasi taksi dan angkutan wisata. Kami perlu mencari identitas. Kalau dilihat mobilnya, betul memang mobil taksi biru yang digunakan, tetapi secara SOP secara corporate, dia harusnya pakai seragam," kata Sudiartha.
Pihaknya pun belum bisa memastikan apakah sopir dan angkutan itu berizin atau tidak. Namun, sopir itu diduga tidak menjalankan minimal standar dasar pelayanan.
"Ada beberapa koperasi yang menaungi angkutan taksi sehingga belum bisa dipastikan apakah terbilang bodong atau tidak. Namun jika berbicara SOP, sopir itu diduga tidak menjalankan standar perusahaan, minimal seragam, dan identitas," kata Sudiartha.
------
Artikel ini telah naik di detikBali.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol