Jalan Karanggetas di Cirebon, Jawa Barat dianggap sakral oleh warga. Konon, Presiden kedua Indonesia Soeharto menghindarinya.
Jalan itu menghubungkan pusat kota dengan keraton. Karanggetas berasal dari bahasa Cirebon yaitu, karang yang berarti hutan, dan getas yang berarti tumpul atau patah. Jika digabung berarti hutan yang menumpulkan.
Mitosnya, siapa saja orang yang memiliki kesaktian dan sombong kemudian lewat Jalan Karanggetas maka kesaktianya akan tumpul atau hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cirebon ini kan terkenal beberapa mitosnya. Salah satunya Jalan Karanggetas, yang masih dipercaya dan dikenal masyarakat Kota Cirebon," kata Putra Lingga Pamungkas dari Komunitas Cirebon History beberapa waktu lalu.
Lingga menyebut sampai sekarang Jalan Karanggetas dianggap sakral. Konon, jika ada pejabat yang merasa dirinya sombong, lalu lewat Jalan Karanggetas maka jabatannya bisa runtuh. Salah satu tokoh yang pernah menghindari Jalan Karanggetas adalah presiden Indonesia kedua, yaitu Soeharto.
"Bahkan Presiden Soeharto pun ketika lewat jalan tersebut tidak berani," kata Lingga.
Kala itu, Presiden Soeharto ingin datang ke pelabuhan Cirebon untuk meresmikan Kapal Ciremai. Namun dalam perjalanannya, dari Bandara Penggung, Kota Cirebon, Soeharto tidak melewati Jalan Karanggetas untuk menuju pelabuhan.
"Tapi berbelok terlebih dahulu untuk menghindari Jalan Karanggetas," kata Lingga.
Asal-usul dari mitos Jalan Karanggetas tidak lepas dari sosok yang memiliki kesaktian, yakni Syekh Magelung Sakti. Dia adalah sosok yang memiliki rambut yang panjang.
Karena kesaktiannya, rambut Syekh Magelung Sakti tidak dapat dipotong. Hingga suatu hari, Syekh Magelung Sakti membuka tantangan bagi siapa saja yang bisa melawan dirinya.
"Syekh Magelung kan rambutnya gondrong, orang sakti manapun tidak ada yang berani memotong rambutnya. Pada saat itu beliau gegabah. Sumpah serapah, siapa yang berani menandingi kesaktianku akan aku angkat jadi gurunya," kata Lingga.
Tantangan yang diutarakan Syekh Magelung Sakti pun terdengar hingga ke telinga Sunan Gunung Jati yang pada saat itu berdakwah di Cirebon. Akhirnya, bertemulah Sunan Gunung Jati dengan Syekh Magelung Sakti di tempat yang sekarang menjadi Jalan Karanggetas.
Diceritakan Lingga, oleh Sunan Gunung Jati akhirnya rambut Syekh Magelung dipotong dengan hanya menggunakan dua jari.
"Dipotong oleh Sunan Gunung Jati, dan rambut hasil potongan tersebut dimakamkan di Karanggetas," kata Lingga.
Banyak Toko Emas
Lingga mengatakan di sepanjang Jalan Karanggetas juga terdapat banyak toko emas. Menurutnya, banyaknya toko emas di Karanggetas itu juga terkait dengan mitos Jalan Karanggetas.
"Kenapa banyak toko emas, karena konteksnya pengusaha yang berjualan di situ berpikir tidak ada penjahat. Ketika ada penjahat yang ingin berbuat jahat maka kejahatannya akan runtuh," ujar Lingga.
Tidak jauh dari Jalan Karanggetas, terdapat Jalan Jagabayan dan Jagasatru. Menurut Lingga kedua jalan tersebut menjadi tanda bahwa dulu di sana ada pos penjagaan keraton.
"Pos Jagabayan arah utara yang Jagasatrunya arah selatan. Jadi Jagabayan tuh menjaga dari marabahaya. Di situ juga ada beberapa nama tempat seperti Lawanggada, Pekalipan, Petratean itu kan ada makna nya semua," kata Lingga.
Ada Makam Lawas
Di Jalan Karanggetas terdapat sebuah makam. Makan itu merupakan makam tempat disimpannya rambut Syekh Magelung Sakti yang dipotong Sunan Gunung Jati. Adapun, Syekh Magelung Sakti dikebumikan di tempat berbeda, yakni di Desa Karang Kendal, Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
Menurut Lingga, pesan moral yang dapat diambil dari mitos Jalan Karanggetas adalah jangan menjadi orang yang sombong, angkuh dan memiliki niat yang buruk. Karena mitos tersebut berasal dari tokoh antagonis.
"Kisah ini berawal dari tokoh antagonis bernama Syekh Magelung Sakti, tokoh sakti yang angkuh dan sombong ketika itu. Namun, kedigdayaannya berhasil dikalahkan oleh Sunan Gunung Jati," ujar Lingga.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikJabar. Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda