Warga Denmark, Australia Barat kebanjiran turis. Tetapi, tidak semua warga lokal senang.
Dilansir dari Yahoo News pada Kamis (3/4/2024), penolakan terhadap wisatawan itu diungkapkan dengan sebuah papan nama dengan tulisan 'Kampung halaman bukan kota wisata!' di pinggir jalan kota. Papan itu menjadi populer setelah fotonya diposting di media sosial.
Warga yang setuju mengomentari postingan itu dengan memberikan dukungan. Mereka juga mengatakan penduduk di Denmark, yang merupakan kota kecil itu ingin hidup dengan damai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak orang tidak tertarik dengan uang pariwisata, itu sebabnya mereka tinggal di tempat terpencil. Kami hanya ingin hidup tanpa drama, sekedar hidup damai," kata netizen yang setuju dengan papan itu.
"Harus ada batasan berapa banyak wisatawan yang diperbolehkan masuk," yang lain menimpali.
Belakangan, kota dengan luas 17,5 km persegi atau sebesar Kota Magelang di Jawa Tengah itu sedang menjadi primadona wisatawan. Jumlah kunjungan turis meningkat tajam setelah pandemi.
Konten di media sosial yang menyebut Denmark sebagai surga tersembunyi menjadi daya pikat. Faktanya, kawasan itu memiliki pantai dengan air jernih kehijauan dan batu-batu raksasa di Greens Pool Taman Nasional Teluk William, jembatan yang membentang di atas hutan di Valley of the Giants Tree Top Walk, juga Monkey Rock adalah daya tarik kawasan itu.
Hanya saja, kota kecil itu kurang memadai dalam akomodasi dan infrastruktur.
Tetapi, tidak semua warga menolak kedatangan turis. Sebagian masyarakat membuka pintu bagi wisatawan.
Mereka yang setuju dengan turis meminta papan itu dicopot. Dewan Shire Denmark yang kemudian melakukannya.
Ratusan warga juga mengutuk pelaku pemasangan plang tersebut.
"Sebagai warga Denmark, saya malu dengan tanda ini. Silakan datang ke kota kami yang indah dan nikmati keindahan dan keramahtamahannya serta dukung bisnis lokal kami. Harap abaikan beberapa orang yang tidak tahu apa-apa," tulis seorang warga di kolom komentar Facebook.
"Padahal satu-satunya alasan kota ini bertahan adalah karena uang turis," warga lain menimpali.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan