Profil Desa Merjosari yang Berusia 807 Tahun, Pernah jadi Tempat Suci

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Profil Desa Merjosari yang Berusia 807 Tahun, Pernah jadi Tempat Suci

Kirana Ratu Sekar Kedaton - detikTravel
Jumat, 05 Apr 2024 06:03 WIB
Desa Merjosari.
Desa Merjosari (dalam garis putus-putus merah). Foto: Google Maps
Jakarta -

Malang menyimpan keistimewaan yang tidak dapat ditemukan di kota lain. Salah satunya dengan keberadaan desa tertua berumur 807 tahun, yaitu Desa Merjosari.

Area Desa Merjosari dikatakan pernah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Singosari, Kediri, Mataram Islam, sekaligus kolonial Belanda. Desa Merjosari juga menyimpan jejak religius warganya.

Asal-usul Nama Desa Merjosari

Kenyataan tentang usia Desa Merjosari yang mencapai 807 tahun dikatakan purbakalawan Suwardono dan Rakai Hino. Keduanya berbekal data di Museum Mpu Purwa dan informasi penduduk setempat untuk mengetahui usia Desa Merjosari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Malang, desa tersebut berada di Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sebelumnya, Desa Merjosari berada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Informasi tentang Desa Merjosari dapat ditemukan di Staatblad nomor 16 tahun 1819. Merjosari dikatakan masuk dalam Onderdistrict Dau District Penanggungan Afdeling Malang. Nama Merjosari diyakini terkait dengan nama sungai di desa tersebut.

ADVERTISEMENT

"Arti Merjosari terkait dengan kata amrtajayasri, dengan amerta sama dengan merto. Kata merti sama dengan metro, nama sungai yang mengalir di Desa Merjosari," kata Suwardono dalam wawancara dengan detikcom pada 9 Maret 2023.

Pendapat yang sama tentang nama Desa Merjosari juga dikatakan pendidik dan pemuka agama WJ Van der Meulen. Opini ini dinyatakan dalam tulisan berjudul The Puri Putikesvarapavita dan The Pura Kanjuruhan.

Temuan Benda Cagar Budaya (BCB) di Merjosari

Berbekal informasi dari Mueseum Mpu Purwa, purbakalawan Suwardono dan Rakai Hino menemukan 12 titik lokasi BCB di Merjosari yang terdiri dari:

1. 10 Batu Umpak, beberapa fragmen bata dan arca (Dukuh Candri - Jl. Mertojoyo Barat (Barat Masjid Al Ikhlas)).

2. Arca Vyala Singa dan beberapa fragmen pondasi bata (Dukuh Sempol - Jl. Mertojoyo Barat Dalam (Perum Dinoyo Residence)).

3. 2 Batu Makara (Dukuh Gandul atau Pekarangan Pak Legimin - Jl. Joyo Pranoto Merjosari berdasarkan laporan Belanda).

4. Tempat Yoni berbentuk kubus polos (Perempatan jalan depan Kantor Kelurahan Merjosari).

5. Tempat Yoni (belakang pos kamling Jl. Joyo Utomo Gg. IX atau sawah Mbok Ratemo berdasarkan laporan Belanda).

6. Tempat Yoni dan struktur bata kuno (Jl. Mertojoyo kawasan Taman Sigha dan sekarang ada di rumah Pak Hari Kurniawan alias Kibat).

7. Arca Buddha perunggu (Kampus UNIGA - Jl. Mertojoyo Blok L).

8. Situs Pasidikan dengan fragmen pondasi bata dan arca belum jadi (Jl. Joyo Suko Gg. II).

9. Situs Urung-Urung alias Goa Bawah Tanah (sisi timur Jl. Joyo Suko).

10. Situs Urung-Urung alias Goa Bawah Tanah (Jl. Joyo Tamansari I).

11. Tempat Yoni (Sawah Kasin - Merjosari).

12. Tempat Batu Lumpang (Sawah Kasin - Merjosari).

Desa Merjosari Sebagai Tempat Suci

Dalam prasasti Kertajaya atau Merjosari II yang ditemukan di dekat rumah petinggi Djojoredjo, terdapat penulisan huruf dan penanggalan Jawa Kuno yang unik. Hal ini dijelaskan pada Oudheidkundieg Verslag tahun 1923 dan 1929.

Berbekal buku sistem penanggalan Jawa Kuno karya Louis Charles Damais, angka 1138 Saka pada prasasti berhasil terbaca oleh Suwardono setara dengan hari Selasa Legi, 3 Mei 1216 Masehi. Ditemukan pula lukisan garudamukha sebagai segel dan pendapa yang melengkapi tulisan Kr-t-ja-ya pada prasasti.

Tanggal tersebut adalah hari yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas bawah, menengah, ataupun atas untuk bertapa di hutan (wanaprasta) atau sekedar di wihara. Wihara yang dipakai ini adalah peninggalan Raja Kertajaya yang dibangun oleh Rakryan Manguri dengan nama wihara pertapaan Sang Apanji Durggati Rakryan Juru Baba Kaki Ganjar.

Oleh sebab itu, diperkirakan Merjosari berdiri dengan nama Merjoyo sejak tahun 1216. Sebagai tempat penuh sejarah, pemerintah kembali menghidupkan tradisi sakral di desa ini sejak tahun 2013 melalui kegiatan Bersih Desa dan doa bersama di Makam Eyang Djojo Tirto Rodjo (prajurit Kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai Desa Merjosari).




(row/fem)

Hide Ads