Media asing menyebut bahwa maskapai penerbangan Garuda Indonesia akan fokus pada operasi domestik. Perusahaan itu juga dikatakan lebih selektif dalam melakukan ekspansi internasional.
Menyitir FlightGlobal, Jumat (5/4/2024), arah kebijakan itu seiring dengan pertumbuhan armadanya di tahun ini. Semua itu tertuang dalam uraian strategi untuk "meraih tiga kemenangan cepat".
Mereka akan menyederhanakan operasinya dengan berfokus pada jaringan domestik, dan akan memperkuat sinergi jaringan dengan Citilink. Tujuannya adalah terus meningkatkan keunggulan kompetitif grup dalam hal konektivitas, pemanfaatan, dan profitabilitas rute.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Garuda akan menambah sembilan pesawat tahun ini, termasuk satu pesawat yang ditangguhkan kedatangannya hingga tahun 2023.
Kapasitas tambahan ini akan memungkinkan maskapai untuk "mengoptimalkan" perluasan jaringan. Maskapai ini meluncurkan penerbangan langsung ke Doha, sebagai bagian dari kemitraan dengan Qatar Airways, mulai 4 April, destinasi internasional terbarunya sejak pandemi Covid-19.
Garuda menjadikan profitabilitas sebagai prioritas utama dalam waktu dekat. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023, maskapai ini membukukan laba bersih sebesar USD 250 juta, penurunan yang signifikan dari laba tahun 2022 yang mencapai USD 3,7 miliar, ketika maskapai ini melaporkan keuntungan besar dari restrukturisasi.
Pendapatan grup naik hampir 40% dari tahun ke tahun menjadi USD 2,9 miliar, dipimpin oleh lonjakan pendapatan penumpang sebesar 47%.
Garuda dan Citilink mengangkut hampir 20 juta penumpang selama tahun 2023, meningkat 34,5% dari tahun ke tahun. Pada Desember 2023, volume penumpang telah pulih hingga 67% dari tingkat sebelum pandemi, sementara kapasitas mencapai sekitar 65% dari tingkat tahun 2019.
Garuda mengatakan bahwa pihaknya "tetap berada di jalur yang tepat untuk pertumbuhan pendapatan" tahun ini, seiring dengan upaya untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan, termasuk dari sektor penyewaan pesawat untuk umrah dan haji.
Biaya operasional untuk setahun penuh naik sekitar 4% menjadi USD 2,6 miliar, dengan biaya bahan bakar mencapai lebih dari sepertiga biaya. Namun demikian, Garuda mencatat bahwa "optimalisasi" biaya bahan bakar telah membantu menghemat sekitar USD 16,1 juta pada bulan Desember.
Operator penerbangan utama Garuda membukukan laba bersih sebesar USD 220 juta, dengan pendapatan yang tumbuh 55% dari tahun ke tahun menjadi USD 1,9 miliar, sedangkan Citilink melaporkan laba bersih sebesar USD 12 juta, yang didukung oleh peningkatan pendapatan sebesar 18% menjadi USD 868 juta.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?