McDonnell Douglas DC-10 adalah pesawat berbadan lebar untuk penerbangan jarak jauh. Sayangnya, pesawat itu sering dilanda musibah. Maskapai Garuda Indonesia pernah mengalaminya.
Menukil berbagai sumber, Jumat (5/4/2024), pesawat yang beroperasi pertama kali di Indonesia model DC-10-30. Pesawat jenis ini dan -40 (dengan roda pendaratan utama ketiga untuk menopang bobot yang lebih tinggi) masing-masing memiliki jangkauan antarbenua hingga 5.200 nmi (9.600 km).
Pengoperasian awal DC-10 dipengaruhi oleh catatan keselamatannya yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh cacat desain pada pintu kargo asli yang menyebabkan banyak insiden, termasuk korban jiwa.
Di Indonesia, DC-10 memang sangat lama penggunaannya. Pesawat itu digunakan untuk rute-rute jarak jauh di Eropa dan Asia timur dengan mesin tipe General Electric.
DC-10 series 30 milik Garuda Indonesia dibeli untuk menggantikan DC-8-55 pada tahun 1970-an. Kala itu, pesawat ini sudah dilengkapi dengan teknologi canggih INS (Inertia Navigation Systems) dan FMS (Flight Management System).
Awal kecelakaan
Kerusakan pesawat DC-10 pertama kali terungkap dari armada American Airlines awal Juni 1979 dengan diikuti kecelakaan-kecelakaan lain. Lalu, FAA memerintahkan untuk mengandangkan semua pesawat sejenis, karena keretakan penyangga mesin, termasuk milik Garuda Indonesia.
Krisis di atas berakhir akhirnya pada akhir Juni di bulan yang sama dan Garuda Indonesia juga menerima pesawat serupa kelima. Waktu berlalu hingga akhirnya peremajaan urung dilakukan perusahaan karena campur tangan Orde Baru.
Lalu, pada 14 Juni 1996, musibah diterima Garuda Indonesia. DC-10 miliknya yang cukup berumur untuk pesawat masa itu, mengalami kebakaran dan terbelah menjadi tiga.
Lokasi kejadiannya di Fukuoka, Jepang. Pesawat dengan penumpang sejumlah 261 itu, yang sejumlah besarnya warga Jepang, gagal lepas landas dan mengakibatkan tiga orang tewas dengan luka-luka sebanyak ratusan orang.
Mesin sebelah kanan pesawat berregistrasi PK-GIE itu terbakar dan merembet menyebabkan pesawat bolong di bagian belakang. Pihak penyelidik Jepang menyimpulkan bahwa mesin tipe GE CF6-50Cnya rusak yang memaksa kapten membatalkan take off, sementara dua mesin yang lain dinyatakan dalam keadaan baik.
Selama beroperasi, DC-10 telah mengalami puluhan atau sebanyak 55 kali insiden dengan total korban jiwa mencapai 1.261 orang. Pesawat jenis ini juga telah dibajak sebanyak sembilan kali dan pemboman yang menewaskan 170 orang.
Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
(msl/fem)