Cara Terbaik Kemas Pakaian, Digulung, Dilipat, atau Divakum? Ini Jawabannya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Terbaik Kemas Pakaian, Digulung, Dilipat, atau Divakum? Ini Jawabannya

Weka Kanaka - detikTravel
Kamis, 02 Mei 2024 06:39 WIB
International airport terminal. Asian beautiful woman with luggage and walking in airport
Ilustrasi koper. (Getty Images/iStockphoto/marchmeena29)
Jakarta -

Tips mengemas pakaian selalu berkembang. Ada berbagai teknologi yang dikembangkan untuk mengemas pakaian. Lalu mana sih cara terbaik mengemas pakaian?

Sejak lama masyarakat mengemas pakaian dengan melipatnya dengan sederhana. Namun, pada saat ini, cara mengemas kian berkembang dengan cara digulung ataupun dibuat kotak. Di sisi lain, ada pula berbagai teknologi seperti kubus kompresi pakaian ataupun kantong vakum yang digunakan untuk mengemas pakaian.

Melansir The Sun, Kamis (1/5/2024), sebuah penelitian menemukan bahwa teknik terbaik melipat ternyata adalah dengan teknik melipat klasik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah lembaga non-profit asal Inggris, Which? yang membuat penelitian tersebut. Mereka berhasil memasukkan 67 potong pakaian dalam tas travel yang tidak terlalu besar. Jika dibandingkan dengan 60 potong pakaian saat menggunakan tas vakum dan setelah menyedot udara.

Sementara itu, jika menggunakan kemasan kubus, mereka hanya dapat memasukkan 66 potong. Hal Itu karena ada celah di antara setiap kubus.

ADVERTISEMENT

Secara keseluruhan, 129 item dapat disimpan dalam empat tas travel berukuran beda (dua tas ukuran kecil dan dua ukuran jinjing). Cara itu unggul dibandingkan berbagai cara lain misalnya cara digulung yang hanya dapat memuat 121 pakaian, kubus kompresi 118, dan kemasan vakum sebanyak 113.

"Metode yang paling mudah dan paling efisien waktu menang. Melipat paling baik dilakukan pada koper yang dapat dibuka sepenuhnya dan memiliki sudut persegi," tulis penelitian tersebut.

"Pada ransel yang hanya membuka resleting setengahnya, kami harus memasukkan pakaian yang terlipat ke dalam," sambungnya.

Mereka mengatakan bahwa walaupun hal ini membuat pakaian kurang rapi, tetapi cara itu adalah cara yang tidak merepotkan untuk mengemas pakaian. Sementara itu, walaupun menggulung pakaian bisa membuat pakaian sedikit tidak kusut, tetapi metode itu cukup sulit.

"Menggulung adalah pekerjaan yang lebih sulit daripada melipat. Jika pakaian yang digulung terlalu panjang atau lebar untuk dimasukkan ke dalam tas, kami harus menggulung ulang atau melengkungkannya agar sesuai dengan bentuk tas," terang mereka.

Mereka menyebut juga kantong vakum kurang bagus. Walaupun kantong dapat menyusut, namun mereka mengatakan bahwa kantong tersebut terlalu besar sehingga menyisakan ruang di dalam tas dan membuat barang-barang menjadi kusut.

Sedangkan kubus kompresi dipuji karena lebih terorganisir dan memungkinkan traveler menemukan barang dengan mudah dan rapi. Namun, itu dianggap tetap tidak efisien.

"Dalam hal pengepakan, Anda tidak perlu menghabiskan Pound Sterling 50 (sekitar Rp 1,018 juta) untuk kubus pengepakan kompresi atau tas gulung vakum, cukup lipat saja," saran mereka.




(wkn/fem)

Hide Ads