Tidak seperti biasanya, Sabtu (4/5/2024) di Jalan Braga, Bandung anak-anak asyik bermain bola, sebagian warga berjalan kaki atau jogging, ada pula yang berfoto dengan leluasa. Hari itu, penanda uji coba Braga Beken, Braga bebas kendaraan.
Ya, untuk pertama kalinya, diterapkan Braga bebas kendaraan, sempat disebut Braga Free Vehicle (BFV). Kondisi itu berbeda 90 derajat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Braga begitu padat, sesak, dan bising.
Di jalan itu, pejalan kaki, pedagang, warga, tukang parkir, mobil, sepeda motor, sepeda, lalu lalang berebut jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enak, kita biasanya lihat Braga semerawut, banyak mobil, banyak motor, parkir di mana-mana. Ojek online yang naik turunkan penumpang juga," kata salah satu warga, Naufal.
"Sekarang asyik-asyik aja untuk berolahraga pagi-pagi, bareng teman atau keluarga. Lebih leluasa, terutama buat jogging," dia menambahkan.
Naufal mendukung Braga bebas kendaraan setiap akhir pekan sesuai rencana pemerintah. Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung menyebut Braga beken itu dilakukan setiap Sabtu dan Minggu. Diharapkan jalan itu dapat dinikmati warga tanpa ada kendaraan bermotor yang melintas.
Pelaksana Harian Kadishub Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan penerapan BVF di hari pertama lancar, aman dan terkendali.
"Hari ini, tanggal 4 Mei, dimulai penutupan Braga Panjang. Alhamdulillah, tadi malam ditutup, tidak ada hambatan. Kami bersihkan dengan Diskar PB dan sampahnya dengan DLHK, alhamdullilah tidak ada masalah," ujarnya.
"Jalan Braga yang biasanya ramai dengan hirup pikuk dan kemacetan, parkir-parkir, alhamdullilah setelah ditutup aman dan lancar, juga terkendali," dia menambahkan.
Asep juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang mendukung program Braga beken dalam rangka menghindari kemacetan di jalan Braga.
"Lebih nyaman, lebih tertata dan ini jadi kebanggaan warga Bandung dan Pemerintah Kota Bandung," kata dia.
Asep tambahkan alasan Jalan Braga sebaiknya tanpa dilintasi kendaraan karena tipikalnya berbeda.
"Karena Jalan Braga juga beda dan lain daripada yang lain, Jalan Braga pakai batu andesit bukan pakai beton atau aspal," ujar dia.
Tetapi, kebaruan itu bikin pengelola salah satu kafe di Jalan Braga resah. Sebab, jumlah pengunjung menurun. Gishyera Ratu Awani (19), seorang barista kafe di kawasan Braga, menduga Pemkot Bogor kurang sosialisasi soal penutupan jalan itu bagi kendaraan bermotor. Dia juga menyebut area parkir terlalu jauh.
"Biasanya kan kita di weekend cukup ramai. Cuman kayaknya, sekarang ini orang-orang masih bingung karena beranggapan ini jalannya ditutup total atau gimana. Akhirnya, banyak yang belum tahu kalau jalannya hanya ditutup buat kendaraan, kalau buat pejalan kakinya enggak," kata perempuan yang akrab disapa Shyera tersebut saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (4/5).
"Karena aku bawa kendaraan pribadi, jadi cukup merasakan. Apalagi sebelumnya dimudahkan kalau parkirnya dekat, kan tinggal di depan kafe langsung kalau mau parkir. Tapi karena sekarang ada penutupan jalan, jadi harus cari alternatif parkirnya dimana, dan lumayan jauh juga harus jalan, terus terbatas," dia menambahkan.
"Yang tadinya di Jalan Braga ini dari ujung sampai ujung parkiranya ada, sekarang ada pembatasan, ruang parkirnya jadi cukup jauh. Jadi harus muter lagi, dan kalau ada keperluan mendadak kan jadi cukup repot ke kitanya. Jadi memang cukup memberatkan lah yang saya rasakan," kata dia lagi.
Asal Kata Braga Beken
Sempat disebut sebagai Braga Free Vehicle, kini Pemkot Bandung resmi meluncurkan penamaan baru saat jalan legendaris di Bandung itu bebas kendaraan, yakni Braga Beken.
Beken merupakan singkatan dari Bebas Kendaraan. Sebutan itu didapatkan dari sayembara melalui Instagram Humas Pemkot Bandung.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, berharap penamaan Braga Beken dapat mengembalikan keindahan, keaslian, dan pesona Jalan Braga.
"Kami berharap bahwa dengan menjadikan jalan Braga Beken (bebas kendaraan), masyarakat Kota Bandung dapat menikmati keindahan dan ketenangan sejarah yang ditawarkan oleh jalan ini," kata Bambang.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk