Tak hanya pantai, Bali juga punya beberapa spot untuk pecinta sejarah. Salah satunya Goa Jepang yang berada di Klungkung ini.
Lubang-lubang ini dibangun berjajar di pinggir tebing Desa Banjarangkan, Klungkung, Bali. Ada 16 lubang gua dengan kedalaman 14 meter.
Posisi Goa Jepang persis di pinggir jalan dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya serta dikembangkan menjadi objek wisata di Klungkung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Goa Jepang ini diinisiasi oleh tentara Jepang pada 1941-1942 silam. Gua ini dibangun dengan sistem romusha (kerja paksa) pada masyarakat setempat untuk membuat tempat perlindungan dan penyimpanan barang serta senjata berupa gua.
Pantauan detikBali, beberapa gua rawan longsor akibat tanah di atasnya sangat labil. Sedangkan di sisi kiri yang dijadikan sebagai rest area oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung situasinya sepi dan jarang termanfaatkan saat ini.
Kondisi Goa Jepang juga nampak tak terurus. Ranting tampak menutup mulut gua, plang rambu sekitar goa yang bengkok dan sebagainya. Untungnya, setiap pagi kawasan ini dibersihkan oleh petugas kebersihan Klungkung.
Salah satu warga setempat yang sering berada di lokasi, Nyoman Sindu mengatakan dulu sering ada kegiatan di Goa Jepang. Namun saat ini kondisinya sepi.
"Dulu kan pernah ada festival di sini, jadi rame. Ada mainan anak-anak juga, saat ini tidak lagi," kata pria berusia 65 tahun itu beberapa waktu lalu.
Sindu mengatakan saat musim hujan, tanah di atas gua kerap longsor dan beberapa kali menutupi jalan. Namun menurutnya gua masih aman karena yang dilubangi adalah batu padas.
"Yang diujung saja yang paling rawan, malam hari juga gelap penerangan di rest area juga lampunya sudah mati," imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana, mengatakan pemerintah setempat berupaya melindungi peninggalan bersejarah itu dengan mengusulkan gua tersebut sebagai cagar budaya ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Terkait kondisi Goa Jepang yang tampak tidak terurus, Suadnyana mengaku yang bertanggung jawab adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan dan Dinas Pariwisata
"Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan yang bertugas untuk melakukan pembersihan, termasuk Dinas Pariwisata juga menaruh petugasnya di sana untuk menjaga kebersihan di Goa Jepang," tandasnya.
Kelapa Pelaksana (Kalaksa) BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan kawasan wisata Goa Jepang memang rawan terjadi tanah longsor. BPBD sudah memasang tanda bahaya rawan tanah longsor, namun tanda tersebut dirusak dan tiangnya bengkok karena ditabrak truk parkir.
"Walaupun secara teknis goanya kuat, tapi tanah di atasnya sangat labil dan berulang kali kejadian tanah longsor dan pohon tumbang di sini," kata Widiada.
Artikel ini telah tayang di detikbali
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol