Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Vinsensius Jemadu, menyebut spot-spot diving dan surfing di Indonesia jadi magnet untuk wisatawan mancanegara. Dia pun meminta pengelola objek wisata selam dan selancar mendongkrak kualitas.
Setelah meresmikan Pameran Deep and Extreme Indonesia (DXI) 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center, Kamis (30/5/2024), Vinsensius mengatakan olahraga extreme di laut, seperti diving dan surfing merupakan olahraga berdampak baik untuk tempat wisata. Sejauh ini, kata dia, banyak penikmat diving dan surfing dari luar negeri memilih Indonesia sebagai destinasi untuk aktivitas itu.
"Jadi begini kalau kita lihat dari perspektif pariwisata kegiatan-kegiatan yang yang dirangkaikan dalam pameran masuk dalam kategori minat khusus dan begitu kita bicara special interest kita bicara soal political tourism. Mengapa karena dari diving, surfing, dan lain-lain yang kaitannya dengan olahraga itu mempunyai spending yang luar biasa dibandingkan dengan leisure," kata Vinsen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, pemerintah mengambil langkah tidak hanya mementingkan kuantitas tempat wisata, tetapi lebih memfokuskan kepada kualitas. Termasuk, destinasi wisata air.
Mencontoh pegolf, Vensen mengatakan penikmat diving dan surfing tak hanya senang di satu objek saja tapi ingin mencoba dan menaklukkan tempat-tempat lainnya. Indonesia memiliki banyak pilihan untuk para diver dan surfer mencoba laut-laut sebagai sarana mereka berolahraga.
"Satu hal yang menarik bahwa yang diving, surfing ini sama dengan golfer. Mereka berusaha untuk mencoba tempat-tempat yang baru dan Indonesia mempunyai diving spot yang luar biasa yang tersebar di seluruh Indonesia, mereka bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain," kata Vinsen.
"Nah ini memberikan manfaat bagi devisa Indonesia khususnya dan juga tentunya ekonomi lokal," dia menambahkan.
"Kita melihat bahwa produk-produk minat khusus ini betul-betul memberikan kualitas dari spending maupun dari sisi wisatawannya karena yang datang diving, surfing di sini adalah orang yang well educating yang bisa mengerti bagaimana konservasi terumbu karang, bagaimana memelihara alam, dan segala macam. Jadi kita sangat bersyukur bahwa kita menyiapkan produk-produk kita yang sangat diminati oleh wisatawan seluruh negeri," ujar dia lagi.
Terlebih, setelah pandemi Covid-19 ini tren pariwisata dan travel secara global berubah dan banyak wisatawan asing mencari destinasi-destinasi yang peduli terhadap keberlanjutan, baik lingkungan, sosial-budaya, maupun aspek ekonomi. Kemudian, ia menyebut indeks sertifikasi divers di Indonesia begitu besar, hal ini karena laut Indonesia dijadikan wahana mereka untuk belajar.
"Ya jadi kalau kemarin saya lihat data dari asosiasi selam itu bahwa kalau dari sisi indeks sertifikasi divers kita itu sekitar 16% dan termasuk yang tertinggi di dunia. Tapi begitu saya cek siapa saja, itu ternyata divers dari luar (negeri) terutama dari Eropa, Amerika, dan beberapa dari Asia Pasifik. Artinya apa bahwa memang Indonesia dengan kekayaan spotnya itu dijadikan ground training jadi mereka belajar sambil praktek learning by doing," ujar dia.
Banyak spot diving yang bisa menjadi tujan turis asing dan lokal, di antaranya Bunaken, Labuan Bajo, Raja Ampat, hingga Togean. Selain itu, pemerintah membuat destinasi super prioritas.
"Nah inilah yang membanggakan, cuma memang karena saking luasnya Indonesia kita itu one step at the time sehingga mengapa pemerintah itu memulai dengan program super prioritas, supaya kita jangan sampai gerimis kita bangun kecil-kecil di mana-mana tapi tidak memberikan dampak," ujar dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!