Anom menyebut menyebut indikatornya adalah pariwisata Bali dirundung masalah bertubi-tubi dari berbagai aspek, mulai dari segi industri, perizinan, hingga perilaku wisatawan.
"Bukan amburadul, pariwisata Bali sedang tidak baik-baik saja ini. Artinya, aktivitas pariwisata perlu kita dibenahi karena sudah banyak permasalahan dari berbagai aspek. Dari industrinya, perizinannya, dan perilaku wisatawan yang masih tidak sesuai aturan," ujar Anom.
Dari segi industri dan perizinan, saat ini semakin banyak yang melanggar aturan tata ruang dan wilayah. Banyak pembangunan yang sembarangan, di tepi pantai hingga di tebing. Contohnya sekarang, ada pengerukan tebing di Pecatu.
"Saat ini sudah mulai banyak yang melanggar aturan tata ruang wilayah. Baik di tepi sungai, danau, laut, dan tebing. Jadi pemerintah wajib mengontrol dan tidak mudah memberikan izin, terutama yang sudah terlihat melanggar. Seperti di Pecatu, pembangunan hotel yang sudah diberikan izin, tapi mengeruk tebing," kata Anom.
"Hingga saat ini, masih banyak juga villa bodong yang disewakan kepada wisatawan asing. Sehingga pemasukan pajak juga akan berkurang. Ini juga perlu dievaluasi," dia menambahkan.
Anom juga mengungkapkan rasa kekhawatirannya terhadap perilaku wisatawan yang mulai melanggar aturan. Mulai dari penemuan sarang narkoba, wisatawan yang berbisnis, hingga membentuk komunitas yang merugikan.
"Saya mulai khawatir dengan perilaku wisatawan yang mulai tidak baik. Ada kasus sarang narkoba itu. Apalagi wisatawan juga sudah mulai berbisnis hingga berulah di jalan raya, kan merugikan," kata dia.
Kegiatan pariwisata Bali juga sudah mulai terganggu akibat kemacetan yang sering terjadi, khususnya di Bali Selatan. Anom menyebut ini menjadi salah satu permasalahan yang hingga kini belum bisa teratasi. Ia menyebut banyak kekecewaan muncul dari wisatawan yang waktunya habis karena kemacetan di jalan raya.
"Kemacetan di Bali Selatan ini masih belum bisa diatasi. Muncul kekecewaan dari kelompok wisatawan, karena waktunya habis dijalan. Di daerah Kuta dan Denpasar juga sudah sering banjir, kondisi jalan juga kurang bagus," ujar Anom.
Anom menyarankan kepada pemangku kebijakan, tak boleh hanya berpacu pada PAD, namun wajib fokus juga pada kelestarian alam. Pemerintah daerah hingga pemerintah desa juga wajib memantau segala aktivitas masyarakat, agar pariwisata Bali semakin baik.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol