Kabar Baik, Elang Jawa Kembali Lahir di TN Gunung Halimun Salak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kabar Baik, Elang Jawa Kembali Lahir di TN Gunung Halimun Salak

Weka Kanaka - detikTravel
Selasa, 04 Jun 2024 15:33 WIB
Elang Jawa yang lahir di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Selasa (28/5/2024).
Elang Jawa yang lahir di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Selasa (28/5/2024). (Instagram.com/kementerianlhk)
Jakarta -

Elang Jawa adalah salah satu hewan yang berstatus terancam punah. Kabar baik, spesiesnya bertambah di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Elang Jawa merupakan hewan yang disebut sebagai inspirasi di balik lambang negara Indonesia yakni Garuda. Namun, hewan itu termasuk spesies langka. Itu karena Elang Jawa hanya berkembangbiak selama dua tahun sekali dan dalam satu periode hanya menghasilkan satu telur saja.

Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List atau daftar merah IUCN pada 2016 elang Jawa termasuk satwa langka yang menjadi flag spesies. Spesies itu berstatus konservasi dan terancam punah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Selasa (28/5/2024), TNGHS mendapatkan kabar baik dengan bertambahnya spesies elang jawa. Itu diumumkan di Instagram @kementerianlhk pada Senin (3/6/2024).

"Sobat Hijau, garuda muda elang jawa kembali lahir di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)," imbuh akun KLHK.

ADVERTISEMENT

Awal mula kabar baik itu didapat adalah saat petugas melaksanakan patroli pengamanan hutan sekaligus pengecekan sarang elang jawa. Dan ditemukan anak elang jawa yang telah menetas dan diperkirakan berusia 2-3 minggu.

"Pada hari Selasa, 28 Mei 2024 petugas dari RPTNW Cimantaja, SPTNW III Sukabumi, TNGHS melaksanakan patroli pengamanan hutan, sekaligus melakukan pengecekan sarang elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang merupakan salah satu satwa kunci di TNGHS selain owa jawa (Hylobates moloch) dan macan tutul jawa (Panthera pardus melas)," terang KLHK.

"Secara morfologi anak elang jawa ini masih memiliki bulu kapas (bulu berwarna putih). Menurut tim, anak elang jawa ini diperkirakan berusia 2-3 minggu. Namun, tim observasi belum mengetahui jenis kelamin dari anak elang jawa tersebut," sambung keterangan itu.

KLHK menyebut temuan itu merupakan kabar baik bagi konservasi dan ekosistem. Mereka menyebut populasi elang jawa di TNGHS berada dalam kondisi baik.

"Elang jawa merupakan satwa yang dilindungi. Jumlah populasi elang jawa dewasa berkisar antara 300 - 500 individu (IUCN assessment 2016)," terang KLHK.

"Kelahiran anak elang jawa di TNGHS menjadi sebuah harapan baru bagi kelestarian populasi elang jawa untuk menjadi penerus tahta langit Gunung Halimun Salak," pungkas keterangan tersebut.

[Gambas:Instagram]




(wkn/wkn)

Hide Ads