Bali dinilai mengalami overtourism hingga warga asing dengan visa turis membuka usaha serupa warga lokal. Pengelola Desa Penglipuran menyebut sudah saatnya stake holder pariwisata Bali menggodok solusi.
Penilaian itu datang dari pemerhati pariwisata, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, M.Par. Dia menyebut Bali sedang tidak baik-baik saja karena dirundung masalah bertubi-tubi dari berbagai aspek, mulai dari segi industri, perizinan, hingga perilaku wisatawan.
Kemudian pengusaha perhiasan Wanda Ponika menyebut penjajahan ekonomi sudah terjadi di Pulau Dewata, yakni pekerjaan warga lokal sudah diambil alih oleh orang asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran menyebut Bali sebagai destinasi wisata dunia cepat atau lambat bakal mengalami overtourism.
Organisasi Pariwisata Dunia (UN PBB) mendefinisikan overtourism sebagai dampak pariwisata pada suatu destinasi atau bagiannya, yang secara berlebihan mempengaruhi persepsi kualitas hidup warga lokal atau kualitas pengalaman wisatawan yang berkunjung secara negatif.
Sumiarsa menyebut overtourism sebagai sisi negatif pariwisata beriringan dengan dampak positif.
"Yang perlu kita pahami, tentu pariwisata itu memiliki dampak positif dan dampak negatifnya. Dan permasalahan overtourism menjadi salah satu dampak negatif yang akan terjadi dari sebuah kegiatan pariwisata," ujar Sumiarsa.
Sumiarsa menilai terjadinya overtourism dalam pariwisata Bali akan menimbulkan banyak dampak negatif. Kerusakan lingkungan adalah salah satu dampak yang tak terhindarkan hingga masalah banjir dan kemacetan mulai menghantui.
"Menurut saya kita kebablasan. Overtourism itu akan membawa banyak dampak negatif, terutama untuk lingkungan. Jangan sampai terjadi alih fungsi lahan, karena saat ini sudah banyak banjir. Kemacetan juga sudah terjadi di mana-mana," katanya.
Dalam hal ini, Sumiarsa menyebut semua stakeholders harus saling bahu-membahu untuk mencari solusi terbaik untuk pariwisata Bali. Agar antara ekonomi, adat istiadat, dan lingkungan bisa berjalan berkelanjutan sehingga bisa terwujud pariwisata berkelanjutan.
"Tentu kita butuh duduk bersama, untuk semua stakeholders pariwisata. Mencari solusi terbaik untuk permasalahan pariwisata Bali yang kini sudah mengarah ke overtourism. Agar nantinya ekonomi, adat istiadat, dan lingkungan bisa berjalan dan terwujud pariwisata berkelanjutan," kata Sumiarsa.
"Salah satu cara yang bisa dilakukan mungkin dengan pemerataan antara Bali Selatan dan Bali Utara agar permasalahan overtourism ini bisa dipecahkan," dia menambahkan.
Kontroling pemerintah juga perlu ditingkatkan untuk mengawasi pembangunan akomodasi pariwisata. Alih fungsi lahan dan izin pembangunan juga harus disaring sekaligus dikontrol. Bali kecil, sehingga perlu memikirkan keberlangsungan hingga generasi berikutnya.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?