Ondel-ondel sebagai ikon Jakarta masih gampang ditemui. Sayangnya, kini lebih sering dijumpai di jalanan, sebagai alat ngamen, berbeda fungsi dengan zaman dulu.
Ondel-ondel berupa boneka besar dengan tinggi sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm. Ondel-onel dibuat dari anyaman bambu yangd dirangkai sedemikian rupa sehingga mudah dipikul oleh orang di dalamnya.
Bagian wajah berupa topeng dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan berwarna putih.
Sebagai ikon Jakarta, ondel-ondel bahkan memiliki monumen raksasa di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Patung itu berupa sepasang ondel-ondel pria dan wanita.
Miniatur ondel-ondel juga menjadi oleh-oleh yang dijajakan di tempat wisata di Jakarta.
Sejarah Ondel-Ondel
Dikutip dari arsip Museum Betawi, peneliti kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan bahwa masyarakat Betawi jauh sebelum kedatangan agama Islam, meyakini bahwa ondel-ondel memang memiliki kekuatan gaib.
Jika dirunut, ondel-ondel sudah sering tampil sebelum tahun 1600. Dalam buku perjalanan yang ditulis oleh seorang pedagang dari Inggris yang bernama W. Scot, menceritakan tentang sebuah kebudayaan unik yang terdiri dari pertunjukan boneka raksasa dalam upacara adat masyarakat Sunda Kelapa. Walau nama boneka raksasa tidak disebutkan, diyakini bahwa jenis boneka itu adalah ondel-ondel.
Bukti lain ditemukan dalam buku karya wisatawan Amerika yang tinggal cukup lama di daerah Batavia, E.R. Scidmore di akhir abad 10. Dalam buku berjudul 'Java, the Garden of The East' yang menyebutkan adanya pertunjukan seni jalanan tarian kesenian dengan boneka raksasa yang menari-nari diiringi musik seadanya.
Dengan begitu diyakini bahwa ondel-ondel memang sudah ada sejak zaman dulu. Dalam buku Mengenal Kesenian Nasional 6 Ondel-Ondel, Kustopo menceritakan bahwa terbentuknya ondel-ondel dimulai oleh upacara usir wabah penyakit yang terjadi di kampung negeri Sundapura.
Saat itu, ada seorang warga kampung yang mengalami demam, menggigil, dan muncul kemerahan pada tubuhnya. Karena sakit yang diidapnya, warga tersebut juga memiliki tingkah laku yang aneh sehingga membuat keluarga merasa bingung.
Keesokan harinya ditemukan warga lain yang terkena penyakit serupa. Semakin hari orang yang terkena penyakit serupa kian bertambah hingga menyebar hampir ke seluruh penduduk kampung hingga menjadi suatu wabah penyakit.
Karena belum adanya tenaga ahli medis, akhirnya banyak warga yang memilih dukun sebagai metode pengobatannya. Karena saking banyaknya yang membutuhkan pertolongan dukun tersebut akhirnya melakukan meditasi untuk menemukan obat mujarab untuk seluruh warga.
Usut punya usut sang dukun pada akhirnya mendapat wangsit untuk membuat orang-orangan dengan ukuran yang besar. Saat itu kepercayaan masyarakat masih berupa animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan pada kekuatan-kekuatan gaib.
Dibuatlah orang-orangan besar yang saat itu dikenal sebagai 'Barongan'. Orang-orangan ini diyakini dirasuki oleh dewa penolong akhirnya dipikul dan diarak oleh masyarakat keliling kampung untuk melawan dan mengusir penyakit serta roh-roh jahat yang akan menghancurkan kampung itu diiringi alat musik sederhana seperti bambu, memukuli pohon-pohon besar, serta menaruh sesaji pada tempat-tempat yang dianggap angker.
Selang beberapa hari seluruh penduduk dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Akhirnya setiap pergantian musim, diselenggarakan acara ritual rutin upacara adat ondel-ondel tersebut untuk melindungi masyarakat kampung untuk melindungi kampung dari roh-roh jahat.
Asal Usul Nama Ondel-ondel
Mulanya ondel-ondel dikenal sebagai Barongan karena memiliki wajah yang menyeramkan. Nama ondel-ondel diketahui berasal dari besarnya ondel-ondel tersebut. Untuk membawa orang-orangan ini perlu dipikul oleh beberapa orang. Karena berat.
Boneka orang orangan yang berjalan ini seakan-akan berjalan dengan menggeleng-gelengkan kepala maka dinamakan "ondel-ondel". Nama ini juga diubah mengikuti fungsi ondel-ondel yang mulai beralih menjadi seni pertunjukan.
Halaman selanjutnya: Ritual Ondel-ondel
Simak Video "Video Pramono Masih Godok Aturan Larangan Pengamen Ondel-Ondel"
(fem/fem)