Museum Ini Teliti Tinja Binatang, Temukan Fakta T-Rex Makan Seperti Ular

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 08 Jul 2024 09:33 WIB
Museum tinja binatang, Poozeum, di Amerika Seriakt. (Instagram.com/poozeum)
Jakarta -

Teka-teki terkait kehidupan dinosaurus masih belum sepenuhnya terpecahkan dan menarik diungkapkan. Teka-teki itulah yang ingin dipecahkan oleh 'museum tinja'.

Melansir Huffpost, Senin (8/7/2024), museum baru di Arizona utara, Amerika Serikat, dinamai sebagai Poozeum. Menariknya, museum itu meneliti kehidupan hewan lewat tinja.

Lewat tinja, museum itu bahkan menemukan fakta unik terkait Tyrannosaurus rex atau T.rex. Hewan purba itu ternyata menelan mangsanya bukan dengan dikunyah, melainkan menelan potongan-potongan mangsanya secara utuh, seperti ular.

Sampel tinja itu merupakan satu dari lebih 7 ribu sampel yang dipamerkan di museum yang baru dibuka di bulan Mei lalu. Etalasenya penuh dengan koprolit atau tinja yang menjadi fosil. Mulai dari kotoran rayap yang sangat kecil, hingga spesimen tinja berukuran 9 kilogram.

Presiden dan kurator Poozeum, George Frandsen, membeli potongan fosil tinja pertamanya dari sebuah toko di Moab, Utah, saat berusia 18 tahun. Dia sudah menyukai dinosaurus dan fosil, tetapi belum pernah mendengar tentang fosil kotoran. Dari sana, ketertarikannya tumbuh.

"Itu sangat lucu. Itu menjijikan. Tapi saya belajar dengan cepat bahwa hal ini dapat memberi tahu kita banyak hal tentang masa lalu prasejarah kita dan betapa pentingnya mereka bagi catatan fosil," katanya.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam koleksi Frandsen adalah spesimen yang memegang Rekor Dunia Guinness sebagai koprolit terbesar yang ditinggalkan oleh seekor hewan karnivora. Koprolit itu memiliki panjang 61 cm dan lebar 15 cm. Frandsen meyakini bahwa koprolit itu berasal dari T. rex dan ditemukan di South Dakota pada 2019.

Frandsen juga memegang rekor untuk koleksi koprolit tersertifikasi terbesar dengan jumlah 1.277 buah, yang didapatkan pada tahun 2015 saat diverifikasi di South Florida Museum di Bradenton, Florida. Kini, jumlah koleksinya saat ini mencapai 8 ribu spesimen.

Saking banyaknya koleksi tinja atau koprolit yang ia punya, sampai-sampai ia tak memiliki ruang untuk memajang semuanya di museum.

Namun, bagi pelancong yang menganggap seluruh isi ruangan menjadi bau tinja, itu salah. Karena bau itu telah menguap jutaan tahun yang lalu, saat tinja ditutupi sedimen dan digantikan oleh mineral dan membuat tinja menjadi sekeras batu.

Ahli paleontologi dan penulis buku-buku tentang dinosaurus, Fiorillo, mengatakan bahwa ia berharap fosil-fosil yang langka dapat menambah pemahaman terkait dunia prasejarah. Hal itu agar para peneliti dapat menggunakannya untuk membuat hipotesis mengenai kehidupan di masa lampau.



Simak Video "Video: Wisata Museum Makanan Nyeleneh di Berlin, Ada Kopi Luwak Indonesia"

(wkn/wkn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork