Seorang karyawan Delta Air Lines telah diberhentikan dari posisi media sosial setelah adanya reaksi keras atas unggahan yang dibuat. Akun resmi itu dianggap oleh beberapa orang sebagai anti-Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada CNN pada hari Jumat (12/7), Delta mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah menghapus komentar yang keliru yang diposting pada hari Rabu di X.
"Karena itu tidak sesuai dengan nilai-nilai kami dan misi kami untuk menghubungkan dunia. Anggota tim yang bertanggung jawab atas unggahan tersebut telah dinasehati dan tidak lagi mendukung saluran sosial Delta," ujar perusahaan penerbangan tersebut dalam pernyataannya, dikutip dari Minggu (14/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mohon maaf atas kesalahan ini," imbuh mereka.
Pada hari Rabu (10/7), sebuah akun di X mengunggah ulang foto dua pramugari Delta yang mengenakan pin bendera Palestina di seragam mereka. Tidak jelas akun mana yang memposting awal foto itu.
"Sejak tahun 2001 kami melepas sepatu kami di setiap bandara karena adanya serangan teroris di tanah Amerika," demikian bunyi unggahan tersebut, menyamakan bendera Palestina dengan bendera yang dikibarkan oleh kelompok militan.
"Sekarang bayangkan jika Anda naik pesawat @Delta dan melihat para pekerja dengan lencana Hamas di udara. Apa yang akan Anda lakukan?" imbuh dia.
Tangkapan layar menunjukkan bahwa akun resmi Delta menjawab pada hari Rabu, dengan menulis, "Saya mendengar Anda karena saya juga merasa takut, secara pribadi. Karyawan kami mencerminkan budaya kami dan kami tidak menganggap enteng ketika kebijakan kami tidak dipatuhi".
Unggahan tersebut telah dihapus, dan tidak jelas kebijakan apa yang dimaksud dalam unggahan tersebut. Jawaban tersebut memicu reaksi keras dari para karyawan Delta dan para pemimpin komunitas Palestina dan Muslim.
Azka Mahmood, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di Georgia, di mana maskapai ini berbasis, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa menyamakan simbol nasional Palestina dengan Hamas "menghapus eksistensi dan legitimasi Palestina secara keseluruhan."
"Bendera Palestina mewakili sebuah negara dan aspirasi nasional lebih dari 7 juta orang Palestina," katanya.
"Jelas bahwa beberapa kelompok ingin mendelegitimasi bendera Palestina secara keseluruhan, menekan ekspresi apa pun tentang keberadaan Palestina, dan mencegah dukungan terbuka untuk hak-hak Palestina," imbuh mereka.
Seorang juru bicara Delta mengatakan bahwa pramugari yang berfoto tersebut telah mematuhi pedoman seragam perusahaan saat ini dan telah dihubungi untuk menawarkan dukungan.
Kedua pramugari tersebut tetap dipekerjakan oleh perusahaan, kata juru bicara tersebut. Namun, mulai Senin, perusahaan hanya akan mengizinkan pemakaian pin bendera AS, kata Delta kepada CNN.
Langkah ini merupakan perubahan dari kebijakan sebelumnya yang mengizinkan pin yang mewakili negara dan kebangsaan dari seluruh dunia untuk ditampilkan, menurut juru bicara tersebut.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol