Perempuan Badui Dieksploitasi Jadi Konten di Medsos, Sandiaga: Harus Dijaga!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perempuan Badui Dieksploitasi Jadi Konten di Medsos, Sandiaga: Harus Dijaga!

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Senin, 22 Jul 2024 22:15 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Foto: Menparekraf Sandiaga Uno (Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)
Jakarta -

Beberapa pekan lalu, konten terkait eksploitasi perempuan Badui viral di media sosial. Menparekraf Sandiaga Uno pun menegaskan suku Badui itu harus dijaga!

Fenomena itu juga membuat geram Budayawan Banten, Uday Suhada yang akhirnya dengan tegas mengimbau untuk men-take down konten-konten tersebut.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan tanggapan bahwa wisatawan yang berkunjung harus menghormati dan menjunjung tinggi aturan yang ada di wilayah Badui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan, ia menyebut imbauan itu sebagai perilaku saling menghormati budaya dan norma setempat. Mas Menteri, sapaan akrabnya, juga mengatakan bahwa Badui merupakan wilayah dengan eksotisme alam dan budaya yang begitu indah yang harus dijaga.

"Saya ingin sampaikan karena saya pernah berkegiatan di desa wisata saba Badui, bahwa pariwisata di sana itu sangat-sangat indah, baik kekayaan budaya maupun keindahan alamnya," katanya usai acara Weekly Brief with Sandiaga Uno di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Senin (22/7/2024).

ADVERTISEMENT

"Jadi mari kita hormati itu pariwisata yang diinginkan untuk perempuan yang ada di sana sangat dimuliakan jadi kita hormati dan saya titip betul bahwa Badui ini dijaga karena ini adalah salah satu mutiara pariwisata yang kita miliki di dekat Jakarta," tegas Sandi.

Budayawan Banten, Uday Suhada akhirnya menggelar rapat bersama Lembaga Adat (29/6) dan menjabarkan pengaruh terkait teknologi yang dapat merubah pola pikir, sikap, dan pola perilaku generasi muda suku Badui.

Selain itu, juga terkait konten-konten yang terlalu mengekspos perempuan Badui dan ia mendorong sikap lembaga adat untuk lebih tegas menerapkan hukum adat kepada para pelaku.

"Kita sangat prihatin dan marah atas kelakuan sejumlah pihak konten kreator atau influencer medsos atau apapun namanya yang makin sini semakin mengeksploitasi perempuan muda Badui," kata Uday dalam keterangannya, Selasa (2/7).

Ia mengharapkan ke depannya untuk para wisatawan untuk bisa lebih menghargai dan bertanggungjawab dengan apa yang diperbuat. Bukan berarti karena Badui menjadi destinasi wisata lantas bisa dengan seenaknya membuat konten terkait wilayah tersebut, terlebih dengan mengeksploitasi perempuan muda di Badui.

"Jadi atas dasar hasil musyawarah para tokoh adat Badui Dalam dan Badui Luar itu mengultimatum siapapun dan dimanapun para konten kreator, stop membuat konten yang mengeksploitasi kecantikan perempuan Badui. Dan men-take down konten atau menghapus konten yang sudah ditayangkan," sebutnya.

"Jangan jadikan mereka sebagai objek, jadikan mereka sebagai subjek, teladan, tuntunan bukan tontonan. Sebab Badui adalah peradaban yang harus kita jaga bersama," tutup Uday.




(wsw/wsw)

Hide Ads