Suhu Bandung Jadi Lebih Dingin, Ini Penjelasan Ahli ITB

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Suhu Bandung Jadi Lebih Dingin, Ini Penjelasan Ahli ITB

Wisma Putra - detikTravel
Kamis, 25 Jul 2024 18:35 WIB
Kawasan wisata Batu Kuda di Cibiru Wetan, Bandung
Foto: Ilustrasi Bandung (Wisga Putra Julian/detikcom)
Bandung -

Akhir-akhir ini, suhu udara di kota Bandung jadi lebih dingin. Apa sebabnya? Berikut penjelasan ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menurut Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si. M.Sc, Ketua Program Studi Meteorologi ITB, fenomena suhu udara di Bandung yang lebih dingin di pagi hari merupakan hal yang wajar terjadi.

"Hal itu terjadi setidaknya karena tiga faktor, yakni sedikitnya awan saat kemarau, angin, dan kelembapan udara," jelas Rais dalam keterangan tertulis, Rabu (24/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rais, yang juga dosen Kelompok Keahlian Sains Atmosfer, menjelaskan pada musim kemarau jumlah awan relatif sedikit. Awan memiliki peran penting dalam mengatur suhu udara. Saat kemarau, jumlah awan di langit berkurang drastis.

"Awan berfungsi sebagai 'selimut' yang memantulkan sinar matahari dan mencegah panasnya mencapai permukaan bumi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Pada siang hari, ketika awan sedikit, lebih banyak sinar matahari yang turun ke bumi, membuat suhu udara lebih panas. Namun, pada malam hari, efeknya berkebalikan. Panas yang diserap bumi saat siang dilepaskan kembali ke luar angkasa dengan cepat melalui proses radiasi.

"Akibatnya, suhu udara saat malam hingga pagi turun drastis. Namun, proses pendinginan tersebut tergantung pula dari keberadaan awan di malam hari," terangnya.

"Kalau malam input panas dari matahari sudah tidak ada, yang ada pendinginan. Jika tidak ada awan (saat malam), panas dari bumi lepas ke luar angkasa. Tapi kalau ada awan, panasnya dibalikkan lagi oleh awan sehingga permukaan bumi mendinginnya lambat," tambahnya.

Rais juga menjelaskan, pada musim kemarau, puncak panas tertinggi karena terik matahari, tetapi puncak dinginnya juga paling rendah. "Hal itu karena jarak antara temperatur maksimum dan minimum harian cukup besar dibandingkan musim hujan karena musim hujan relatif banyak awan," paparnya.

BACAJUGA:

Keberadaan angin juga memengaruhi proses pendinginan suhu di permukaan bumi saat kemarau. Suhu menjadi lebih dingin ketika angin tenang dibandingkan saat ada angin berembus.

"Kalau cuaca dingin, tidak ada angin atau anginnya tenang, itu menyebabkan pendinginannya lebih efektif," ucapnya.

Hal itu karena angin berfungsi untuk 'mengaduk' udara malam hingga pagi. Saat malam, udara di bagian atas lebih hangat daripada bagian bawah. Dengan begitu, saat ada angin, angin tersebut akan 'mengaduk' udara yang hangat ke bawah dan yang dingin ke atas.

Kelembapan udara juga berpengaruh, meskipun efeknya lebih kecil dibandingkan dengan awan. Pada udara dengan kelembapan rendah, udara akan terasa lebih dingin.

Terkait cuaca dan suhu dingin ke depannya, Rais menyarankan agar masyarakat mengakses informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan secara resmi oleh BMKG.

"BMKG sudah melakukan prakiraan. Temperatur itu prediksinya jauh lebih akurat daripada hujan. Untuk pertanian yang perlu informasi satu minggu atau satu bulan ke depan, BMKG juga mengeluarkan prediksi musiman. Jadi, sangat bisa sekali melihat informasi prakiraan cuaca tersebut," pungkasnya.

--------

Artikel ini telah naik di detikJabar.




(wsw/wsw)

Hide Ads