Polisi Sisir Paris, Cegah PSK Beroperasi Selama Olimpiade

Femi Diah - detikTravel
Senin, 29 Jul 2024 08:17 WIB
Ilustrasi Olimpiade Paris (Sarah Meyssonnier/Reuters)
Jakarta -

Pemerintah Prancis bersih-bersih pekerja seks komersial (PSK) di Paris selama hajatan Olimpiade 2024 Paris. Kepolisian getol melakukan patroli untuk menyisir seantero kota.

Dikutip dari AFP, Senin (29/7/2024), salah satu PSK ilegal asal China, Hua, menghentikan layanannya. Dia ketakutan karena polisi melakukan razia sepanjang waktu.

"Saya benar-benar tertekan. Saya terus-terusan ketakutan. Setiap hari ada pemeriksaan polisi," kata perempuan 55 tahun yang menggunakan nama samaran.

"Saya jadi jarang keluar untuk bekerja," dia menambahkan.

Sekitar 40.000 orang, yang sebagian besar perempuan, tercatat menjual atau dieksploitasi secara seksual untuk memberikan layanan seks di Prancis.

Berdasarkan hukum Prancis, menjual layanan seks diperbolehkan, tapi mengeksploitasi seseorang untuk melakukan seks adalah tindakan ilegal. Muncikari maupun klien bisa dipidana karena hal tersebut.

Kasus bisa menjadi lebih rumit jika pekerja seks tersebut tidak memiliki tanda pengenal alias ilegal.

"Saya sangat takut ditangkap, jadi saya tidak bekerja di jalanan selama Olimpiade. Jika mereka menangkap saya, saya akan dikirim kembali ke China dan mereka tidak akan memberi saya perawatan medis di sana," kata Hua, yang didiagnosis mengidap kanker payudara.

Di bagian lain Paris, tepatnya di jalan yang terkenal akan perdagangan seksnya, Mylene Juste juga sangat terganggu dengan peraturan keamanan baru yang ditetapkan pemerintah. Sebab, aturan ini itu membatasi pergerakan pejalan kaki dan lalu lintas di sekitar Paris.

"Pelanggan tetap kami tidak akan bisa datang jika semua pembatasan dilakukan," kata perempuan 50 tahun itu.

Selama Olimpiade Paris berlangsung, pemerintah Prancis berusaha agar tak ada praktik prostitusi yang beroperasi. Para atlet bahkan sampai diberikan kardus "anti-seks" guna mencegah aktivitas seksual terjadi di wisma atlet. Kasur itu viral karena terbuat dari kardus yang kokoh.

Hanya saja, Prancis kesulitan untuk mengatasi maraknya perdagangan seks secara online. Di saat bersamaan dengan perhalatan olimpiade, semakin banyak orang datang ke Paris, diperkirakan praktik prostitusi semakin tinggi.

Pihak berwenang Prancis memprediksi muncikari mempromosikan perempuan dari Brasil, Kolombia dan Paraguay lebih gencar selama olimpiade berlangsung.



Simak Video "Maroko Menang 2-1 Seusai Gol Argentina Dianulir"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork