Sungai Batanghari di Kota Jambi punya fenomena unik saat kemarau tiba. Sebuah 'pantai' muncul dari sana!
Di Kelurahan Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, hamparan pasir tersebut menjadi daya tarik untuk menikmati sore dan berburu foto. Terutama menjelang matahari terbenam.
Munculnya hamparan pasir di Sungai Batanghari terjadi setiap musim kemarau yang berkepanjangan. Kawasan ini seketika menjadi destinasi wisata baru. Terutama bagi kalangan anak muda yang gemar berburu foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sampai ke lokasi, perjalanannya memakan waktu 30 menit dari pusat Kota Jambi. Bisa diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Dengan latar belakang sungai yang tenang dan langit senja yang memerah, area ini menawarkan pemandangan yang memukau layaknya sunset di pantai pada umumnya. Mulai pukul 16.00 WIB, para pengunjung sudah berdatangan ke pantai dadakan ini, dan mencari spot foto terbaik di hamparan pasir.
"Baguslah, enak untuk main sore. Sunsetnya bagus untuk foto-foto," kata salah seorang pengunjung, Jihan (16) saat ditemui di lokasi, Senin (6/8/2024).
Jihan merupakan remaja putri yang tinggal di kawasan setempat. Menurutnya, setiap hari selalu ramai teman seusianya untuk berburu foto.
"Ke sini karena dekat rumah. Seringlah ke sini, cuma tidak setiap hari juga," imbuhnya.
Tidak hanya berburu foto, banyak juga pengunjung yang memanfaatkan hamparan pasir untuk bersantai dan menikmati suasana sore. Angin sepoi-sepoi yang bertiup menambah kenyamanan pengunjung yang datang untuk melepas penat setelah beraktivitas seharian.
Seperti yang dirasakan oleh Mizrah, ibu rumah tangga (IRT) yang sengaja ke sana untuk bersantai dengan anak dan cucunya. Info soal hamparan pasir di Sungai Batanghari ini, ia dapat dari media sosial dan anak-anaknya.
"Jadi kalau pas surut sudah jadi wisata di Jambi, karena kemarau panjang ini juga. Sebenarnya sudah tahu dari lama karena setiap tahun juga," kata Mizrah.
Sebagai destinasi wisata sore hari, pantai dadakan ini bagus untuk melepas penat bersama keluarga. Terlebih di tengah minimnya spot wisata alam di Kota Jambi.
"Untuk pantai dadakan ini bagus. Tapi sebenarnya kan bukan pantai, ya, kalau pantai kan laut ini sungai. Kita sebut sajalah pantai gitu kan. Memang ingin menikmati sunsetnya saja. Karena kan susah mencari wisata berpasir di seputaran Provinsi Jambi ini," imbuhnya.
Salah satu alasan Mizrah ke sini, lantaran lokasinya masih berada di Kota Jambi. Sehingga dapat meluangkan waktu sore untuk bersantai dengan keluarga.
"Jarak tempuhnya tidak terlalu jauh juga. Jadi ajak keluarga ke sini sesudah (waktu) Ashar menjelang (waktu) Magrib, ya," tuturnya.
Alhasil, pantai dadakan ini juga menjadi ladang ekonomi bagi warga sekitar. Banyak warga setempat yang memanfaatkan momen dengan berjualan. Baik membuka lapak maupun keliling dengan menawarkan dagangannya ke pengunjung.
Seperti yang dilakukan Marisa. Dia biasa berjualan di lapaknya dari pukul 15.00 hingga 18.00 WIB. Ia menjajakan makanan ringan seperti kerupuk opak, hingga bakso bakar.
"Tiap hari saya jualan di sini. Alhamdulillah kita dapat keuntungan juga di sini. Setiap hari bisa dapat (keuntungan) Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu. Tergantung ramainya dan rezekinya," ujarnya.
Dia mengatakan surutnya debit air Sungai Batanghari terjadi sejak 3 pekan lalu. Sejak saat itu, banyak anak muda dari sejumlah wilayah di Jambi berdatangan.
"Setiap musim kemarau pasti ramai. Kalau sekarang ini sudah 3 minggu surut. Tapi yang surut nian sampai ada pasir-pasir ini 2 mingguan," ungkapnya.
Untuk berwisata di sini, pengunjung cukup membayar parkir yang dijaga oleh pemuda setempat. Tak ada biaya masuk.
Di balik keindahannya, ada kekhawatiran soal lingkungan. Fenomena ini mengindikasikan kondisi kekeringan yang serius dan bisa berdampak pada ekosistem sungai. Karena jarak antara bantaran sungai hingga muka air saat ini kurang lebih 500 meter.
Meski begitu, dengan pantai dadakan ini, Sungai Batanghari tidak hanya dikenal sebagai sungai terpanjang di Sumatera. Tetapi juga sebagai destinasi wisata musiman yang menarik.
****
Artikel ini telah tayang di detikSumbagsel.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan