Nggak Cuma Warlok yang Muak dengan Turis, Sesama Wisatawan Juga Benci

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nggak Cuma Warlok yang Muak dengan Turis, Sesama Wisatawan Juga Benci

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 07 Agu 2024 12:05 WIB
Warga di Pantai Valencia pada 2 Mei 2020 saat jam keluar rumah dan berolahraga untuk kali pertama setelah lockdown nasional untuk memutus rantai virus Corona. Warga Spanyol mendapatkan jatah 48 jam untuk berada di luar rumah. Itu menjadi lanjutan setelah anak-anak di bawah 14 tahun diizinkan keluar rumah sejak 26 April 26 setelah melanjutkan awal lockdown apda 14 Maret. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)
Ilustrasi pantai Valencia, Spanyol (Jose Jordan/AFP)
Jakarta -

Valencia termasuk salah satu kota wisata yang gelisah menghadapi overtourism. Warganya mulai tersingkir dan justru menjadi warga kelas dua dikalahkan oleh wisatawan.

Dilansir dari Mirror, Rabu (7/8/2024) Valencia, kota terbesar ketiga di Spanyol, yang terletak di kota pesisir timur, menarik sekitar 2,2 juta pengunjung setiap tahun. Valencia mempunyai hamparan pantai yang menakjubkan dan kaya akan warisan budaya.

Warga lokal mengatakan ada perubahan tren pariwisata di Valencia. Jika dulu turis ramai pada musim tertentu, kini Valencia kebanjiran turis sepanjang tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi itu mengganggu warga. Apalagi, mereka kesulitan di tanah sendiri akibat jumlah turis yang terlalu banyak itu.

"Menurut saya, salah satu masalah terbesar adalah pariwisata di Valencia adalah kedatangan turis tanpa jeda. Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, kalian tahu bahwa dari April-Mei Anda tidak akan dapat pergi ke pusat kota atau Ciutat Vella karena semuanya akan penuh sesak dengan orang, dan itu saja. Sekarang, turis datang sepanjang tahun. Itu mimpi buruk," curhatan netizen di forum Reddit.

ADVERTISEMENT

Beberapa orang pun ramai mengungkapkan kesulitan demi kesulitan setelah turis terus-menerus datang. Bahkan, wisatawan yang pernah datang ke Valecia kapok untuk kembali lagi.

Di antara masalah yang muncul adalah semua spot wisata terlalu banyak orang dan hilangnya toko tradisional karena diganti toko oleh-oleh dan makanan cepat saji.

"Seperti yang dikatakan orang lain, masalahnya adalah pariwisata tidak lagi hanya di musim panas. Di area pelabuhan dan di dalam kabin kapal pun mustahil untuk berjalan tanpa mendengar bahasa Inggris di setiap sudut, melihat kelompok wisatawan dengan sepeda yang memenuhi seluruh jalan dan flat turis yang mengusir penduduk tradisional," yang lain menimpali.

Situasi ini, menurut mereka, telah membuat Valencia 'tidak berkelanjutan' dan 'tidak tertahankan'. Saking banyaknya wisatawan warlok kesulitan mendapatkan tempat tinggal. Pemilik properti lebih senang menyewakan kamar kepada turis, waktu sewa pendek dan harga rental lebih tinggi.

"Kami, warga muda Valencia, sudah terbiasa tidak memiliki tempat tinggal dan itu sangat menyedihkan," adalah kesimpulan mereka yang menyedihkan.

Pemerintah mulai menyadari keluhan warlok. Saat ini pemerintah Valencia berusaha mengatasi masalah itu.

Pada bulan Juni, Dewan Kota Valencia dengan suara bulat memutuskan untuk membekukan pemberian izin untuk flat turis selama periode 12 bulan.

Pembekuan itu berarti bahwa turis tidak dapat menyewa apartemen untuk sementara waktu di dalam blok yang biasanya digunakan oleh penduduk.




(sym/fem)

Hide Ads