Hampir 1000 wisatawan diserang penyakit perut misterius. Kini, mereka mengambil tindakan hukum terhadap hotel-hotel mewah tempat menginap di negara kepulauan Afrika Barat, Tanjung Verde.
Dikutip dari news.com, Selasa (1/10/2024), total sebanyak 926 orang melaporkan selama tiga tahun terakhir dengan mengklaim jatuh sakit dengan penyakit perut yang sama. Sakit perut itu sampai menyebabkan mereka dirawat di rumah sakit. Sebagian turis tidak dapat meninggalkan kamar selama beberapa hari.
Mereka bahkan sampai menganggap liburan mewah berubah menjadi liburan dari neraka. Merujuk media berbasis di Inggris The Telegraph, infeksi seperti Shigella dan Salmonella termasuk di antara beberapa penyakit yang dilaporkan oleh wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu pasangan yang melapor, Cordelia Plummer dan Ian Waller dari Birmingham dan Kingston-Upon-Hull, adalah yang mencari bantuan hukum setelah liburan dua minggu mereka pada Juli.
Pasangan itu sakit parah selama liburan all-inclusive seharga USD 5800 atau sekitar Rp 88 juta di sebuah hotel bintang lima di Sal, salah satu pulau di Tanjung Verde. Plummer mengklaim bahwa tidak sehat selama seminggu penuh selama liburan. Dia merasakan sakit lambung yang parah, termasuk muntah dan diare.
Wanita itu mengklaim menghabiskan empat hari di kamar hotelnya. Setelah membaik mereka memutuskan untuk pulang dan menemui dokter pribadi.
Dari keterangan si dokter, dia disebut mengalami tanda-tanda Shigella, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Serupa, Waller terserang gejala yang sama dalam beberapa hari terakhir liburan itu. Sakit itu terus mengikuti hingga dia kembali ke Inggris.
"Banyaknya klien yang bertambah setelah jatuh sakit selama tinggal di Tanjung Verde selama tiga tahun terakhir sangat memprihatinkan," kata Jatinder Paul, pengacara spesialis cedera serius internasional di Irwin Mitchell yang mewakili para wisatawan tersebut.
Menurut Paul angka pasien dalam tiga tahun terakhir itu menunjukkan bahwa penyakit tersebut bukanlah insiden yang terisolasi. Dia menilai itu sebagai sebuah pertanda adanya penyakit yang secara kontinyu muncul di Cape Verde dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
"Penyakit lambung dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang atau bahkan kematian. Dan, yang mengkhawatirkan adalah ini dapat berakhir sebagai tragedi jika tidak ada langkah yang dilakukan untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya," kata Paul.
Plummer mempertegas derita sakit perut itu tidak hanya berlangsung satu atau dua hari. Dia menyebut impian selama dua minggu berubah menjadi liburan yang ingin ia lupakan.
"Apa yang dimulai sebagai sakit kepala dan rasa mual, menjadi penyakit dan diare terburuk yang pernah saya alami," kata dia.
"Saya pikir setiap orang mungkin pernah mengalami sakit perut pada satu waktu atau lainnya, tetapi saya tidak pernah merasa begitu sakit," dia menambahkan.
Pada 2022, total 806 orang datang dengan gejala lambung yang serupa, diikuti oleh 65 orang pada tahun 2023 dan 55 orang sejauh ini tahun ini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak