Target Wisman ke Indonesia Bisa Terganggu Situasi Geopolitik Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Target Wisman ke Indonesia Bisa Terganggu Situasi Geopolitik Dunia

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 08 Okt 2024 07:11 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno (Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi 9,09 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Januari-Agustus 2024. Angka itu menunjukkan peningkatan 20,38% dari 2023.

Originasi wisman terbanyak yang datang liburan ke Indonesia masih didominasi oleh negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Australia, China, Singapura, dan Timor Leste.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya, menjelaskan Indonesia memiliki dua skenario target yakni target bawah dan target atas. Dengan target bawah 10,41 juta dan target atas 14,3 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dulu memang 9,3 juta menjadi target bawah adalah 10,41 juta dan dengan capaian Januari hingga Agustus ini kita sudah mencapai 80,35 persen untuk target bawah. Sementara tetap 14,3 juta dan kita sudah mencapai 63,53 persen, ini masih ada pr untuk mencapai target atas," kata Nia dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (7/10/2024).

Untuk pintu masuk wisman ke Indonesia yang masih menjadi PR adalah pintu masuk di Batam, Kepulauan Riau. Selanjutnya, Nia memaparkan tujuan negara mana saja yang menjadi favorit masyarakat Indonesia, Malaysia masih tetap nomor satu dan diikuti oleh Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

"Rata-rata atau didominasi ke tetangga juga yaitu Malaysia, sementara Saudi Arabia ini adalah biasanya umroh, kemudian Singapura, Thailand, dan Timor Leste. Sementara pintu keluar atau bandar keluarnya itu Soekarno-Hatta, Batam, Kualanamu, Djuanda, dan Hasanudin," ujar dia.

Namun dalam upaya peningkatan wisman ke Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan terdapat isu yang bisa mempengaruhi roda pertumbuhan wisman. Di antaranya adalah gejolak di Timur Tengah maupun Korea.

Walaupun jika merujuk pada originasi wisman tak ada keterkaitan dengan Timur Tengah dan Korea, Indonesia harus tetap mewaspadai dampak tersebut.

"Tapi kita mewaspadai geopolitik dunia dan ketegangan di Timur Tengah, karena alur penerbangan itu ada gangguan di Timur Tengah seminggu lalu. Dan juga ternyata timbul gangguan di Asia Utara seperti Korea, serta kemungkinan gangguan di belahan dunia lain di Benua Asia," kata Sandi.

"Ini perlu kita sikapi dan mewaspadai dengan sangat hati-hati, walaupun kita lihat dari top 5 kunjungan wisatawan itu kan nggak terhubung dengan Timur Tengah. Ya Australia, India, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Timor Leste, tapi kita tetap perlu hati-hati," kata dia.




(upd/fem)

Hide Ads