Dua distrik hiburan populer Jepang, Shibuya dan Shinjuku, melarang para pengunjung untuk minum miras saat malam Halloween. Pemerintah ingin mencegah kekacauan di tengah keramaian pemburu pesta.
Dilansir dari Mirror, Jumat (11/10/2024) Walikota kedua distrik tersebut, Ken Hasebe dari Shibuya dan Kenichi Yoshizumi dari Shinjuku, telah sepakat bergabung untuk mengatasi masalah ini. Mereka fokus pada Halloween, ketika ribuan pengunjung pesta membanjiri jalan-jalan.
Kedua distrik ini telah lama berjuang menghadapi kekacauan saat Halloween. Masih terngiang kekacauan tahun 2018 ketika sekelompok orang yang bersuka ria membalikkan sebuah truk, yang mengakibatkan tuduhan perkelahian terhadap beberapa orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minum di jalan telah menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk suara keras dan pembuangan sampah sembarangan," kata Wali Kota Hasebe saat pengumuman tersebut.
Ia menambahkan bahwa upaya yang dilakukan Shibuya saja tidak cukup. Dia juga mendesak tindakan yang lebih tegas di seluruh kota untuk mencegah pariwisata yang berlebihan.
Shinjuku yang terkenal sebagai distrik kehidupan malam Kabukicho juga menghadapi masalah serupa, terutama selama Halloween. Sebagai tanggapan, Wali Kota Yoshizumi mengumumkan larangan minum di tempat umum selama 12 jam mulai pukul 5 sore pada malam Halloween.
Kekhawatiran telah muncul tentang kerumunan yang sangat merepotkan di distrik Kabukicho Tokyo, yang terkenal dengan jalan-jalan sempitnya yang dipenuhi bar dan sejarah kecelakaan serta perkelahian.
Wali kota Shibuya dan Shinjuku mendesak pemerintah metropolitan Tokyo untuk membuat undang-undang di seluruh kota yang akan memungkinkan denda bagi mereka yang melanggar aturan. Memang, saat ini tidak ada dalam peraturan daerah.
Mereka menekankan perlunya tindakan seperti itu untuk mencegah bencana seperti kerumunan massa di Itaewon 2022 yang mematikan di Seoul.
Langkah walikota ini mendapatkan respon positif dari warga. Masyarakat sebagian besar mendukung tindakan keras baru terhadap perilaku tidak tertib. Namun, ada penolakan dari beberapa pihak, termasuk pemilik bar seperti John Coyle dari What The Dickens di Shibuya, yang menganggap larangan minum di luar ruangan sangat mengejutkan dan cukup kejam.
Perdebatan bahkan meluas secara daring, dengan seruan untuk pembatasan serupa selama festival tradisional Jepang, di mana mabuk di depan umum bukanlah hal yang aneh.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan