Pada 30 tahun lalu, kecil kemungkinannya beruang kutub menghadapi risiko tertular virus, bakteri, dan parasit. Namun semua berubah seiring dengan menghangatnya Kutub Utara.
Mengutip BBC, Senin (11/11/2024), menurut sebuah penelitian, ada petunjuk tentang bagaimana penyakit beruang kutub dapat dikaitkan dengan hilangnya es. Para ilmuwan memeriksa sampel darah dari beruang di Laut Chukchi, yang terletak di antara Alaska dan Rusia.
Mereka menganalisis sampel yang dikumpulkan antara tahun 1987 dan 1994, kemudian mempelajari sampel tiga dekade kemudian, yaitu antara tahun 2008 dan 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti menemukan bahwa secara signifikan lebih banyak kandungan sinyal kimiawi yang menunjukkan bahwa beruang telah terinfeksi salah satu dari lima virus, bakteri, atau parasit pada sampel darah baru-baru ini.
Sulit untuk mengetahui, dari sampel darah, bagaimana kesehatan fisik beruang-beruang itu terpengaruh. Tetapi ahli biologi satwa liar Dr Karyn Rode dari US Geological Survey mengatakan bahwa hal ini menunjukkan ada sesuatu yang berubah di seluruh ekosistem Kutub Utara.
Para peneliti menguji enam patogen yang berbeda, yakni virus, bakteri, atau parasit yang terkait dengan hewan darat. Tapi telah tercatat sebelumnya pada hewan laut, termasuk spesies yang diburu beruang kutub.
"Penelitian ini mencakup tiga dekade, ketika telah terjadi kehilangan es laut yang cukup besar dan telah terjadi peningkatan penggunaan lahan pada (populasi) beruang kutub," kata Dr Rode."
"Jadi kami ingin tahu apakah paparan telah berubah, terutama untuk beberapa patogen yang menurut kami terutama berorientasi pada daratan," katanya.
Lima patogen, sebutan untuk agen penyebab penyakit, yang telah menjadi lebih umum pada beruang kutub, adalah dua parasit yang menyebabkan toksoplasmosis dan neosporosis, dua jenis bakteri yang menyebabkan demam kelinci dan brucellosis, dan virus yang menyebabkan distemper anjing.
"Beruang secara umum cukup kuat terhadap penyakit," ujar Dr Rode.
"Penyakit ini biasanya tidak diketahui mempengaruhi populasi beruang, tetapi saya pikir apa yang disoroti oleh penelitian ini adalah bahwa banyak hal di Kutub Utara yang sedang berubah," kata dia.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?