Populasi jerapah menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan. Kondisi itu dipengaruhi oleh hilangnya habitat, perburuan liar, urbanisasi, dan kekeringan yang dipicu oleh perubahan iklim.
Mengutip CNN, Selasa (25/11/2024), faktor-faktor yang disebut di atas membuat para pejabat satwa liar Amerika Serikat mengumumkan sebuah proposal untuk membantu melindungi beberapa spesies jerapah.
Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat mengusulkan untuk memasukkan beberapa spesies jerapah ke dalam daftar spesies yang terancam punah atau terancam punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah pertama kalinya mamalia berleher panjang yang berasal dari Afrika ini mendapatkan perlindungan federal di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah.
Menyatakan suatu spesies terancam punah di bawah hukum adalah tingkat ancaman yang paling parah, yang mengindikasikan bahwa spesies tersebut berada dalam risiko kepunahan.
Sementara itu, sebuah spesies diberi label terancam jika spesies tersebut kemungkinan besar akan terancam punah dalam waktu dekat.
"Perlindungan federal terhadap jerapah akan membantu melindungi spesies yang rentan, menjaga keanekaragaman hayati, mendukung kesehatan ekosistem, memerangi perdagangan satwa liar, dan mendorong praktik-praktik ekonomi yang berkelanjutan," ujar Direktur Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat, Martha Williams.
"Tindakan ini mendukung konservasi jerapah sekaligus memastikan Amerika Serikat tidak berkontribusi lebih jauh terhadap penurunan populasi mereka," imbuh dia.
Tiga subspesies jerapah utara yang diusulkan oleh para pejabat untuk dimasukkan ke dalam daftar terancam punah adalah jerapah Afrika Barat, Kordofan, dan Nubia, yang populasinya telah anjlok sekitar 77% sejak tahun 1985, dari 25.653 ekor menjadi 5.919 ekor.
Dan di Afrika Timur, badan tersebut mengusulkan untuk memasukkan dua subspesies yakni jerapah reticulated dan jerapah Masai. Mereka dimasukkan ke dalam daftar terancam punah.
Amerika Serikat telah menjadi pasar yang signifikan untuk bagian-bagian dan produk jerapah, dengan mengimpor hampir 40.000 ekor dalam kurun waktu satu dekade, demikian laporan pada tahun 2018.
Para pemburu Amerika pergi ke Afrika untuk membunuh jerapah dan membawa pulang bagian tubuh mereka yang biasanya adalah kepala dan leher. Pemburu menganggapnya sebagai piala yang akan dipasang di plakat atau dinding.
Pada saat yang sama, sebagian besar wilayah Afrika mengalami kekeringan yang semakin parah, sehingga memberikan tekanan yang tidak dapat diatasi pada populasi jerapah. Tanaman gagal panen, ternak dan hewan mati, dan puluhan juta orang sangat membutuhkan makanan dan air.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak