Indonesia Kurang Ramah buat Turis, Ternyata gegara Kurang Mahir Bahasa Inggris

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Indonesia Kurang Ramah buat Turis, Ternyata gegara Kurang Mahir Bahasa Inggris

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 09 Des 2024 18:05 WIB
Turis di Bali
Ilustrasi turis di Bali (Kemenparekraf)
Jakarta -

Indonesia disebut-sebut kurang ramah terhadap turis asing. Rupanya, salah satu faktornya adalah kurang mahirnya warga +62 dalam berbahasa Inggris.

Bulan November lalu, sebuah perusahaan bernama Ubuy, membeberkan daftar negara yang disebut kurang ramah untuk wisatawan asing. Salah satunya ada Indonesia.

Indonesia duduk di peringkat 4, di bawah Thailand, Uni Emirat Arab dan Meksiko. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan China, Vietnam dan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya, salah satu faktor suatu negara menjadi kurang ramah terhadap wisatawan asing menurut Ubuy adalah keterbatasan warganya dalam berbahasa Inggris.

Seperti diketahui, bahasa Inggris adalah bahasa universal yang dipahami oleh bermacam orang dari berbagai penjuru dunia.

ADVERTISEMENT

Meski Indonesia, Thailand dan Jepang selama ini penduduknya dikenal ramah-ramah, tetapi jika kemampuan bahasa Inggrisnya kurang, maka wisatawan asing akan merasa kesulitan untuk berkomunikasi, yang nantinya akan memengaruhi pengalaman mereka saat berkunjung ke negara itu.

Kemampuan Berbahasa Inggris Warga +62 Menurun

Laporan Ubuy itu didukung oleh laporan terbaru EF English Proficiency Index (EF EPI) 2024. Hasil laporan itu menunjukkan bahwa posisi Indonesia dalam indeks kemampuan berbahasa Inggris global menurun.

Indonesia hanya mampu duduk di peringkat ke-80 dari 116 negara di dunia dengan skor kemampuan berbahasa Inggris 468 poin. Skor itu lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Penurunan skor ini tentu menghadirkan tantangan serius yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan persaingan ketat dengan negara-negara Asia lainnya.

"Laporan ini merupakan inisiatif kami untuk menyediakan tolok ukur yang berguna bagi para pembuat kebijakan, penyelenggara kerja, pendidik, dan pihak-pihak terkait dalam mendorong pemerataan, serta peningkatan kemampuan bahasa Inggris di negara mereka," ucap Fanno Hendriawan, Direktur Operasional EF EFEKTA English for Adults, Senin (9/12/2024).

Secara global, 60% negara di dunia mengalami penurunan skor kemampuan berbahasa Inggris. Benua Asia sendiri mencatatkan penurunan skor terbesar dalam lima tahun terakhir.

Meski penurunan skor kemampuan berbahasa Inggris penduduk Indonesia tidak setajam negara Asia lainnya, tren ini tetap menjadi peringatan untuk pemerintah RI untuk memperbaiki diri jika ingin menjadi destinasi utama bagi turis mancanegara.




(wsw/wsw)

Hide Ads