Penerbangan Japan Airlines mengalami delay setelah hasil pemeriksaan dua pilot menunjukkan kadar alkohol tinggi. Penumpang terpaksa menunggu selama tiga jam.
Dilansir dari Traicy, Kamis (12/12/2024) kedua pilot Japan Airlines itu dijadwalkan terbang dari Melbourne ke Tokyo/Narita pada tanggal 1 Desember pukul 7:20 pagi. Namun pilot terdeteksi memiliki kadar alkohol di atas standar sebelum menaiki penerbangan yang mengakibatkan penundaan keberangkatan selama 3 jam 11 menit.
Menurut JAL, dua kapten itu, Kapten A dan Kapten B, melakukan tes napas mandiri di hotel mereka sebelum bertugas pada Senin sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Alat tes menunjukkan kadar alkohol melebihi standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapten A meminta penundaan shiftnya selama satu jam karena sakit, sedangkan Kapten B melanjutkan perjalanan ke bandara.
Setelah menjalani tes tambahan di bandara, Kapten B ditemukan memiliki kadar alkohol dalam tubuhnya. Dia pun harus menjalani beberapa tes hingga hasil di bawah batas dikonfirmasi pada pukul 08.15.
Sebaliknya, Kapten A, setelah menjalani tes ulang di hotel dan memperoleh hasil di bawah batas, menuju ke bandara sekitar pukul 06.00.
Akibatnya, penerbangan JL744 berangkat dari Melbourne pada pukul 10.31, terlambat 3 jam 11 menit dari jadwal dan tiba di Tokyo/Narita pada pukul 17.57 sore.
Penerbangan tersebut membawa 103 penumpang, dengan awak yang terdiri dari dua kapten, satu kopilot, dan delapan pramugari, sehingga totalnya menjadi 11 awak.
Maskapai pun melakukan investigasi internal yang mengungkapkan bahwa Kapten A dan B telah mengonsumsi alkohol melebihi ketentuan perusahaan. Antara pukul 2 siang dan 4 sore pada tanggal 30 November, sehari sebelum bertugas, mereka mengunjungi sebuah restoran di dekat hotel dan mengonsumsi dua gelas soda dan dua botol anggur.
JAL telah menetapkan pedoman internal yang mengharuskan pilot memiliki kadar alkohol yang setara dengan empat minuman (40 gram alkohol murni) atau kurang dalam sistem tubuh mereka 12 jam sebelum dimulainya shift kerja. Setiap tes napas yang menghasilkan kadar alkohol lebih dari 0,00 miligram per liter sebelum bertugas akan mengakibatkan skorsing dari pekerjaan.
Sebelumnya, insiden pilot mabuk membuat JAL mendapat teguran dari pemerintah. Pada tanggal 2 April lalu, seorang pilot yang dijadwalkan terbang dari Dallas/Fort Worth ke Tokyo/Haneda menyebabkan gangguan di hotel saat mabuk sehari sebelumnya, yang menyebabkan pembatalan penerbangan.
Menanggapi hal ini dan insiden serupa, JAL menerima peringatan keras dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada 27 Mei dan mengajukan tindakan untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut pada 11 Juni.
Untuk kasus terbaru ini, JAL melaporkan ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada 6 Desember.
"Kami menanggapi situasi ini dengan serius, terutama setelah menerima peringatan keras. Kami tengah melakukan wawancara lebih lanjut dengan awak pesawat yang terlibat dan pihak lain untuk memastikan penerapan langkah-langkah pencegahan terulang secara menyeluruh," kata seorang perwakilan JAL.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol