Berkaca Tragedi di Monkey Forest, Dispar Bali Ingatkan Jangan Abaikan Cuaca

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkaca Tragedi di Monkey Forest, Dispar Bali Ingatkan Jangan Abaikan Cuaca

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 13 Des 2024 07:49 WIB
Garis polisi di lokasi pohon tumbang Monkey Forest, Ubud, yang menewaskan dua wisatawan. (Putu Krista/detikBali)
Garis polisi di lokasi pohon tumbang Monkey Forest, Ubud, yang menewaskan dua wisatawan. (Putu Krista/detikBali)
Jakarta -

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun mengingatkan usaha wisata di Bali lebih mengecek kesiapan menyambut wisatawan setelah kejadian pohon tumbang di Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar pada Selasa (10/12/2024). Dia mengingatkan faktor keselamatan dan kenyamanan pengunjung menjadi yang utama.

Dia meminta pengelola objek wisata lain memetakan kondisi masing-masing sebagai langkah mitigasi bencana. Apalagi, Bali akan mengalami lonjakan kunjungan wisatawan saat Natal 2024 dan tahun baru 2025.

"Para pengelola atau usaha pariwisata sampaikan saja ke wisatawan bahwa ini kondisinya berdasarkan BMKG, cuaca begini, misalkan hujan siapkan payung atau jas hujan," kata Pemayun seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu bikin geger pariwisata dunia. Sebab, dua warga negara asing (WNA) meninggal dunia, yaitu Funny Justine Christine (32) asal Prancis dan KimHyoeun (42) asal Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

Selain itu, satu turis asal Korea Selatan mengalami luka berat dan tiga warga asing lainnya yang juga terluka akibat tertimpa pohon tumbang.

Turis Korsel yang terluka berat itu adalah Lee Sunni, sedangkan warga asing lain yang juga mengalami luka-luka adalah Ansh Sonika Denai, lelaki warga Amerika Serikat (AS), yang mengalami patah tulang rusuk, turis India bernama Kushal Rajendra (42) yang mengalami luka ringan di kedua kaki, dan Sonika Swapan (43) dari India yang mengalami cedera kepala dan langsung dilakukan CT scan.

"Yang sakit sudah ditangani di klinik dan ditanggung semua oleh badan pengelola, asuransi juga sudah, yang penting tercakup dengan asuransi, pengobatannya juga ditanggung oleh badan pengelola," kata Tjok Pemayun.

Usai kejadian itu, Monkey Forest ditutup sementara selama dua hari. Tetapi, Pemayun mengatakan penutupan Monkey Forest dilakukan hingga objek wisata tersebut siap dikunjungi lagi. Saat ini, area yang terdampak pohon tumbang masih dibatasi garis polisi.

"Kejadian itu sudah kami komunikasikan dengan Kadispar Gianyar lebih lanjut. Untuk sementara objek wisatanya ditutup dulu," kata Pemayun.

Pemayun mengatakan akan melihat perkembangan situasi termasuk saat momen Natal 2024 dan tahun baru 2025.

"Kalau bisa selesai cepat, kalau sudah oke mungkin bisa dibuka lagi, saat ini badan pengelola sudah memetakan (pohon), apalagi sebelumnya lama musim keringnya, sekarang ditambah musim pancaroba, hujan," kata dia.

Monkey Forest Ubud bukan hanya menjadi tempat hidup sekitar 1200 ekor monyet ekor panjang. Kawasan itu sekaligus cagar alam dan kompleks candi di Padangtegal Ubud. Merujuk situs resmi monkeyforest, berdasarkan identifikasi Universitas Udayana terdapat 115 spesies pohon yang berbeda.

Beberapa dari pohon-pohon ini dianggap suci dan digunakan dalam berbagai praktik spiritual Bali. Contohnya termasuk majegan, yang digunakan secara eksklusif untuk membangun tempat suci, yang daunnya digunakan dalam upacara kremasi.




(fem/fem)

Hide Ads