Desa Santa Claus yang Indah Itu Hadapi Overtourism

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Desa Santa Claus yang Indah Itu Hadapi Overtourism

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 13 Des 2024 08:51 WIB
Desa Sinterklas di Rovaniemi, Finlandia
Desa Sinterklas Rovaniemi (Getty Images/RomanBabakin)
Jakarta -

Rovaniemi, Lapland, Finladia, yang dikenal sebagai Desa Santa Claus didatangi 600 ribu traveler setiap tahunnya. Saking banyaknya pengunjung, tempat itu pun mengalami overtourism.

Melansir Independent, Jumat (13/12/2024), taman hiburan musim dingin itu berada di tepi lingkaran Arktik. Berkunjung ke sana, traveler dapat bermain salju, menaiki kereta luncur rusa kutub, menikmati koktail, atau bahkan bertemu dengan pemeran 'Santa Claus'.

"Ini seperti mimpi saya yang menjadi kenyataan. Saya sangat senang berada di sini," ujar pengunjung asal Polandia, Elzbieta Nazaruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat itu berkembang pesat dan membuat para pemilik hotel, restoran, serta pejabat kota senang. Namun di sisi lain, membludaknya turis yang jumlahnya mencapai 10 kali lipat penduduk menyimpan masalah tersendiri setiap Natal terjadi.

"Kami khawatir dengan pertumbuhan pariwisata yang berlebihan. Pariwisata telah berkembang begitu pesat, tidak lagi terkendali," ujar Antti Pakkanen, 43 tahun, seorang fotografer dan anggota jaringan perumahan yang pada bulan September lalu mengorganisir aksi unjuk rasa di jalan-jalan kota.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 2023, Rovaniemi bahkan mencatat rekor 1,2 juta pengunjung. Pertumbuhan itu mengalami kenaikan 30 persen dari tahun 2022.

"Nordik adalah sebuah tren. Orang-orang ingin bepergian ke negara-negara yang sejuk untuk melihat salju, melihat Cahaya Utara, dan tentu saja melihat Sinterklas," ujar CEO Visit Rovaniemi, Sanna Karkkainen.

Sebagian besar turis datang dari negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman dan Inggris. Selain itu, ada tiga belas rute penerbangan baru ke Bandara Rovaniemi dibuka juga tahun ini.

Ramainya kunjungan pun membuat ketersediaan hotel sangat terbatas khususnya pada musim dingin ini. Manajer umum Original Sokos Hotel, Tiina MÀÀttÀ, memperkirakan bahwa kunjungan pada tahun 2024 akan memecahkan rekor.

Para pengkritik pariwisata massal setempat mengatakan bahwa banyak gedung apartemen di pusat kota Rovaniemi kini digunakan sebagai layanan akomodasi pada musim liburan. Itu membuat berkurangnya akomodasi untuk jangka panjang.

Mereka juga mengatakan bahwa menjamurnya penyewaan jangka pendek telah menaikkan harga. Itu juga seperti yang terjadi di banyak kota yang mengalami overtourism, membuat para penghuni jangka panjang tersingkir, dan mengubah pusat kotanya menjadi tempat singgah para turis.

Padahal, hukum Finlandia melarang layanan akomodasi profesional di gedung-gedung yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal. Hal itu membuat para aktivis menekan para pihak berwenang.

"Peraturan harus ditegakkan dengan lebih baik," kata Pakkanen.




(wkn/fem)

Hide Ads