Seekor paus bungkuk telah menjalani salah satu migrasi terpanjang. Paus itu melakukan aktivitas yang paling tidak biasa yang pernah tercatat.
Kata para ilmuwan, apa yang ia lakukan mungkin didorong oleh perubahan iklim. Mengutip BBC, Kamis (19/12/2024), paus itu terlihat di Samudera Pasifik di lepas pantai Kolombia pada tahun 2017, kemudian muncul beberapa tahun kemudian di dekat Zanzibar di Samudera Hindia dengan jarak setidaknya 13.000 km.
Para ahli menduga perjalanan epik ini mungkin disebabkan oleh perubahan iklim yang menipiskan persediaan makanan atau mungkin pengembaraan untuk menemukan pasangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekaterina Kalashnikova dari Program Cetacea Tanzania mengatakan bahwa hal ini "sangat mengesankan dan tidak biasa, bahkan untuk spesies yang sangat sering bermigrasi".
Dr Kalashnikova mengatakan bahwa kemungkinan besar ini adalah jarak tempuh terpanjang yang pernah dicatat oleh paus bungkuk.
![]() |
Paus bungkuk hidup di semua samudera di seluruh dunia. Mereka melakukan perjalanan jarak jauh setiap tahun dan melakukan salah satu migrasi terpanjang di antara mamalia lainnya, berenang dari tempat berkembang biak di daerah tropis ke tempat mencari makan di perairan yang lebih dingin.
Namun, perjalanan sang jantan ini lebih spektakuler lagi, melibatkan dua tempat berkembang biak yang jauh.
Salah satu teorinya adalah bahwa perubahan iklim mengubah makanan paus bungkuk yang melimpah, yakni krill yang sangat kecil, yang memaksa mereka untuk melakukan perjalanan lebih jauh untuk mencari makanan.
Atau, paus mungkin menjelajahi tempat berkembang biak baru seiring dengan pulihnya populasi mereka melalui upaya konservasi global.
![]() |
"Meskipun alasan sebenarnya tidak diketahui, di antara penyebabnya mungkin ada perubahan iklim global, peristiwa lingkungan ekstrem (yang lebih sering terjadi saat ini), dan mekanisme evolusi spesies," kata Dr Kalashnikova.
Jantan pengembara ini berada di antara sekelompok paus bungkuk yang difoto dari kapal penelitian di pantai Pasifik Kolombia pada tahun 2013.
Dia kemudian diidentifikasi di daerah yang sama pada tahun 2017 dan di lepas pantai Zanzibar pada tahun 2022. Penampakan tersebut dipisahkan oleh jarak sejauh 13.046 km.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol