Dapatkah Jepang mengisi kesenjangan tersebut?
CNN hanya melewati satu gerbang keamanan di Tochigi, di mana satu dari lima narapidana berusia lanjut. Penjara tersebut telah menyesuaikan layanannya dengan usia mereka.
Di seluruh Jepang, jumlah narapidana yang berusia 65 tahun ke atas meningkat hampir empat kali lipat dari tahun 2003 hingga 2022. Hal ini telah mengubah sifat pemenjaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kami harus mengganti popok mereka, membantu mereka mandi, makan. Pada titik ini, tempat ini lebih terasa seperti panti jompo daripada penjara yang penuh dengan narapidana," kata Shiranaga.
Salah satu masalah yang dihadapi para mantan narapidana adalah kurangnya dukungan ketika mereka kembali ke masyarakat, kata Megumi, seorang sipir penjara di Tochigi, yang tidak mau disebutkan namanya demi menjaga kerahasiaan.
"Bahkan setelah mereka dibebaskan dan kembali ke kehidupan normal, mereka tidak memiliki siapa pun untuk menjaga mereka," katanya.
"Ada juga orang-orang yang telah ditinggalkan oleh keluarga mereka setelah berulang kali melakukan kejahatan, mereka tidak memiliki tempat untuk pulang," imbuh dia
Pihak berwenang telah mengakui masalah ini, dengan kementerian kesejahteraan mengatakan pada tahun 2021 bahwa narapidana lanjut usia yang menerima dukungan setelah keluar dari penjara jauh lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan kejahatan lagi daripada mereka yang tidak.
Kementerian tersebut sejak itu mengklaim telah meningkatkan upaya intervensi dini dan pusat dukungan masyarakat untuk mendukung para lansia yang rentan dengan lebih baik.
Kementerian Kehakiman juga telah meluncurkan program untuk narapidana wanita dengan panduan tentang hidup mandiri, pemulihan kecanduan narkoba, dan bagaimana menavigasi hubungan keluarga.
Pemerintah sekarang sedang mempertimbangkan proposal untuk membuat tunjangan perumahan dapat diakses oleh lebih banyak lansia. Ada 10 kota di seluruh Jepang telah menguji coba inisiatif itu untuk mendukung para lansia yang tidak memiliki kerabat dekat.
![]() |
Namun, masih belum jelas apakah hal tersebut akan cukup, di negara yang memiliki salah satu rentang hidup terpanjang di dunia dan angka kelahiran terendah.
Menurut pemerintah populasi lansia membengkak begitu cepat sehingga Jepang akan membutuhkan 2,72 juta pekerja perawatan pada tahun 2040.
Saat ini mereka sudah berusaha keras untuk mendorong lebih banyak orang untuk memasuki industri ini, dan mengimpor pekerja asing untuk mengisi kekosongan tersebut.
"Hal ini terlihat jelas di Tochigi, di mana para petugas secara aktif meminta narapidana yang memiliki kualifikasi keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada para narapidana lanjut usia," kata Megumi.
Yoko, narapidana berusia 51 tahun, adalah salah satu pengasuh tersebut, yang telah mendapatkan kualifikasinya selama masa hukuman terakhirnya.
Sekarang, ketika tidak ada cukup staf penjara yang merawat para lansia, dia membantu narapidana lain untuk mandi, berganti pakaian, dan beraktivitas, katanya.
Sementara itu, penjara terus dipenuhi oleh narapidana berambut putih.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol