Gencar tingkatkan pariwisata, Korea Utara kini buka sebuah resor besar di area pantai timur yakni Wonsan Kalma.
Proyek itu disebut juga 'Benidorm Korea Utara' karena kemiripannya dengan resor terkenal di Spanyol. Menawarkan pantai yang bersih, hotel mewah, dan berbagai hiburan yang diklaim setara dengan resor terbaik di dunia itu.
Melansir eTurbonews, Kamis (23/1/2025) kompleks resor Wonsan Kalma terdiri dari sekitar 150 hotel, restoran, dan objek wisata yang sedang dibangun di sepanjang Pantai Myongsasimni yang membentang sejauh 5 kilometer dekat Kota Wonsan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fasilitas yang ada di kompleks itu antara lain hotel, spa, toko, taman air, bioskop, stadion, dan bahkan lapangan terbang. Salah satu daya tarik unik resor itu adalah pemandangan dari lokasi uji coba rudal balistik yang dilakukan di area sekitar.
Meskipun awalnya direncanakan selesai pada 2020, pembangunan resor Wonsan Kalma ini mengalami penundaan akibat pandemi COVID-19. Terletak sekitar 160 kilometer dari Pyongyang, resor tersebut berada di teluk yang indah, dikelilingi oleh Pegunungan Kumgangsan, dan dekat dengan resor ski serta hotel Masikryong.
Wonsan Kalma dirancang untuk dapat diakses oleh wisatawan dari berbagai kalangan. Selain pilihan akomodasi yang lebih terjangkau, ada juga pondok-pondok VIP dengan fasilitas mewah.
Paket tur tujuh hari lengkap dengan penerbangan, makan, dan tur wisata diperkirakan akan menghabiskan biaya sekitar 2.000 USD (Rp 31 juta) per orang. Musim berenang di resor ini berlangsung dari Juni hingga September.
Resor Wonsan Kalma diposisikan sebagai simbol pencapaian ekonomi Korea Utara yang secara aktif mempromosikan sektor pariwisata bebas sanksi PBB untuk menarik mata uang asing.
![]() |
Pada 2024, badan pariwisata negara tersebut merilis iklan video yang menampilkan wisatawan asing yang tengah menikmati liburan mereka. Awalnya, pejabat Korea Utara berfokus pada menarik wisatawan dari Korea Selatan dan China ketika pembangunan resor dimulai tujuh tahun lalu.
Namun, meski hubungan diplomatik dengan China baik dan perbatasan dibuka kembali setelah pandemi, upaya untuk menarik wisatawan China belum membuahkan hasil. Begitu pula, harapan untuk menarik wisatawan Korea Selatan tampaknya sangat kecil tanpa adanya kemajuan politik yang signifikan.
Saat ini, otoritas Korea Utara mulai mengalihkan perhatian mereka pada wisatawan Rusia, yang baru-baru ini ikut serta dalam perjalanan terbatas sehari ke Wonsan Kalma. Meski begitu, wisatawan Rusia masih memberikan kontribusi pendapatan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi yang ditawarkan oleh wisatawan Tiongkok atau Korea Selatan.
(upd/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol