Pendaki Maling Gunung Slamet, Ngakunya Bawa Sampah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pendaki Maling Gunung Slamet, Ngakunya Bawa Sampah

detikJateng - detikTravel
Senin, 10 Feb 2025 14:31 WIB
Setelah setahun lebih Gunung Slamet berstatus Waspada Level II, kini kembali normal Level I. Namun kendati sudah normal, sejumlah pintu pendakian belum dibuka.
Gunung Slamet (Robby Bernardi)
Jakarta -

Seorang pendaki asal Bandung dilarang mendaki Gunung Slamet selama seumur hidup. Ia maling barang milik pendaki lain dan saat kejadian mengaku membawa sampah.

Ia bernama Bayu Tri Nugroho (19). Dia sempat berkilah saat ditanya usai mencuri barang korban.

Supervisor Site Gunung Slamet Perhutani Alam Wisata Wilayah Barat, Sugeng Utomo, mengungkapkan korban diketahui warga Jakarta berinisial AN. Dia kehilangan tas carrier.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sugeng menerangkan tas AN hilang saat kembali ke tenda usai mendaki sampai puncak. Dia sempat mencari di sekitar lokasi.

"Ketika tas carrier-nya sudah tidak ada, dia berusaha mencari, tanya ke teman-teman yang ada di area pos 3. Salah satu pendaki ada yang ngomong katanya lihat, ada salah satu anak yang bawa tas gede banget, ditanya katanya bawa sampah," ungkap dia saat dihubungi, Jumat (7/2/2025).

ADVERTISEMENT

Awal Mula Korban Kemalingan

Sugeng memaparkan, insiden berawal ketika AN mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, pada Minggu (26/1).

"Awalnya saya mendapatkan laporan dari teman-teman basecamp. Intinya 7 orang pendaki itu naik, salah satunya AN yang kehilangan barang. Naik sampai di pos 3 mendirikan camp untuk istirahat sekitar pukul 18.00 WIB," tuturnya.

Begitu sampai di camp, korban beristirahat sembari memasak bekal yang dibawa. Saat itu, sudah ada kemah pendaki lain di depannya.

"Pada saat mendirikan camp dia itu berhadap-hadapan dengan tenda pendaki lain. Pada saat dia camp terus ada pendaki turun yang punya tenda di depannya. Dia katanya teriak bekalnya hilang. Begitu malam, AN ngajak makan malam bareng karena kasihan," terangnya.

Dini hari, korban melanjutkan pendakian ke puncak. Saat itu, barang-barangnya ditinggal di tenda agar tak membebani.

"Terus AN melanjutkan perjalanan naik. Setelah perjalanan naik dia turun sampai jam 11.00 WIB siang keesokan harinya di tenda," jelasnya.

---

Baca artikel selengkapnya di detikJateng




(msl/msl)

Hide Ads