Nama Tepi Barat atau West Bank mau diganti Israel menjadi Yudea dan Samaria. Ternyata, nama Yudea dan Samaria yang dipilih Israel itu ada sejarahnya.
Israel mengesahkan undang-undang (UU) untuk mengubah nama wilayah Tepi Barat di Palestina menjadi Yudea dan Samaria. Parlemen Israel mengesahkan UU tersebut pada Minggu (9/2) untuk menyeragamkan penggunaan kata Yudea dan Samaria dalam teks hukum Israel.
"Mengganti istilah Tepi Barat dengan Yudea dan Samaria akan mencerminkan pengakuan legislatif atas hak historis Orang Yahudi atas tanah tersebut dan mengoreksi distorsi sejarah," kata anggota parlemen sayap kanan Israel, Simcha Rothman, dikutip situs Israel Matzav.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini Arti Nama Yudea dan Sejarahnya
Yudea dan Samaria (Yehuda dan Shomron) adalah nama tradisional versi bangsa Yahudi untuk wilayah di sebelah barat Laut Mati dan Sungai Yordan.
Menurut Jerusalem Post, istilah ini sudah dipakai sejak zaman penulisan Alkitab. Namun, penyebutan itu diganti setelah Perang Arab-Israel pada 1948, dengan istilah Tepi Barat.
Tepi Barat mengacu pada tanah di sebelah barat sungai yang dipegang Yordania dari tahun 1948-1967.
Yudea merupakan nama yang diambil dari suku Israel kuno, Yehuda. Suku ini menetap di kawasan perbukitan yang membentang dari Ramallah ke Bersyeba, termasuk wilayah Yerusalem, Betlehem, dan Hebron.
Dilansir dari Britannica, setelah Daud, seorang Yehuda dinobatkan sebagai raja bangsa Israel. Yudea kemudian berubah menjadi pusat kerajaan Israel sampai terpecah menjadi kerajaan selatan (Yehuda) di Yudea dan kerajaan utara (Israel) di Samaria dua generasi kemudian.
Kerajaan selatan mempertahankan garis keturunan Daud. Kerajaan itu berkembang hingga masa Penawanan Babilonia yang mendeportasi paksa orang Yahudi pada abad ke-6 SM.
Sejarah Samaria
Sementara itu, mengenai Samaria, pada abad ke-9 SM, Raja Omri memerintah Kerajaan Israel. Dalam Alkitab diceritakan bahwa ibu kota pertama wilayah kerajaan ini ialah Tirza, yang terletak di antara Sikhem kuno (di samping Nablus) dan Sungai Yordan.
Raja Omri merasa Tirza tidak cocok menjadi ibu kota karena berada di luar rute perdagangan gunung utara-selatan, meskipun berada di sepanjang poros utama timur-barat.
Raja Omri akhirnya membeli bukit Samaria dari Semer dan membangun kota di atas bukit tersebut. Dia menamai kota itu Samaria (dalam bahasa Ibrani Shomron), berdasarkan nama pemilik bukit tersebut.
Samaria akhirnya menjadi ibu kota Israel, seperti Yerusalem yang menjadi ibu kota Yudea.
Penggunaan Yudea dan Samaria
Meskipun Yudea dan Samaria (istilah lain Tepi Barat) mengacu pada wilayah historis "Yehuda dan Shomron", istilah ini tidak selaras dengan geografi wilayah itu.
Wilayah Yudea dan Samaria semestinya jauh melampaui wilayah Tepi Barat dan mencakup daerah-daerah seperti Bersyeba dan Kaisarea, yang terletak di luar Tepi Barat.
Wilayah Yudea dan Samaria atau Tepi Barat yang ada kini lebih kecil dari wilayah historis karena perbatasan yang ditentukan oleh perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Yordania pada 1949.
-------
Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak