Pada periode 2017-2018, saat Donald Trump terpilih sebagai presiden AS, banyak warga negara, terutama dari kalangan imigran, yang merasa kecewa dengan kebijakan imigrasi keras yang diterapkan pemerintahannya. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut membuat banyak orang mempertimbangkan untuk meninggalkan AS dan mencari kehidupan yang lebih baik di negara tetangga, Kanada.
Sebagai negara yang terletak tidak jauh dari AS, Kanada menawarkan peluang baru bagi mereka yang merasa terpinggirkan atau khawatir dengan perubahan yang terjadi di AS.
Beberapa warga AS, khususnya dari kalangan imigran Latin, mengungkapkan keinginan mereka untuk berpindah ke Kanada sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap diskriminatif.
Banyak di antara mereka yang menyebutkan bahwa biaya hidup di Kanada, termasuk harga sewa properti, jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar di AS seperti New York atau San Francisco. Sebagai tambahan, Kanada juga dianggap sebagai tempat yang lebih aman dan ramah, terutama bagi kelompok minoritas.
Bahkan, ide untuk "kabur" ke Kanada tidak hanya datang dari warga imigran, tetapi juga dari warga lokal AS yang merasa khawatir dengan masa depan negara mereka.
"Saya merasa sangat yakin bahwa AS telah mengubah arah yang tidak akan pernah bisa diubah lagi," kata Nykanen, warga AS yang pindah ke British Columbia, kepada Guardian.
"Kami pindah bukan karena takut pada teroris, tetapi karena negara ini akan menjadi seperti apa," dia menambahkan.
Fenomena itu tercatat dalam aplikasi kewarganegaraan Kanada yang meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade terakhir. Pada 2017 dan awal 2018, tercatat terjadi peningkatan jumlah warga AS yang mengajukan permohonan izin tinggal dan visa pelajar di Kanada, meskipun alasan pastinya sulit dipastikan, karena kedua pemerintah tidak mencatat motif dari para pemohon.
Pengacara imigrasi, Guidy Mamann, menyebut Kanada dipilih sebagai negara tujuan karena secara kultural dekat dengan AS. Kanada juga merupakan negara berbahasa Inggris, yang membuat warga AS pun dapat beradaptasi dengan cepat di Negeri Maple.
Sama seperti fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini, ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dapat memicu keinginan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Baik warga AS pada masa pemerintahan Trump maupun anak muda Indonesia yang merasa tertekan dengan keadaan dalam negeri tersebut menunjukkan bahwa ketidakadilan dan ketidakpastian sering kali mendorong orang untuk mengeksplorasi pilihan lain di luar batas negara mereka.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba