Pemerintah Florence, Italia memerintah para pemilik properti Airbnb untuk menyingkirkan kotak kunci check-in mandiri. Kebijakan ini menjadi langkah baru mereka untuk menghadapi overtourism.
Diberitakan Reuters, Senin (24/2/2025) semenjak ada kebijakan 'kotak kunci' ini pada Airbnb, semakin banyak pemilik properti yang menggunakan kotak kunci check-in mandiri untuk menghemat waktu bagi pemilik properti dan wisatawan. Mereka tidak perlu lagi bertemu untuk menyerahkan kunci dan menyelesaikan prosedur check-in.
Namun, para kritikus mengatakan kotak-kotak tersebut jelek dan berpendapat bahwa check-in tanpa pertemuan fisik antara tamu dan penyewa menimbulkan risiko keamanan.
"Minggu depan kami akan pergi ... untuk memeriksa tempat-tempat yang tidak mematuhi larangan kotak kunci, dan kemudian kami akan menyingkirkannya," kata Wali Kota Florence Sara Funaro pada hari Rabu.
Menurut keputusan dewan kota, bagi pemilik properti yang tidak patuh akan didenda hingga 400 euro (sekitar Rp 6,8 juta).
Sebelumnya, destinasi wisata Italia terkenal lainnya seperti Roma dan Venesia juga telah mengambil langkah untuk mengendalikan jumlah wisatawan karena penduduk memprotes kurangnya akomodasi yang terjangkau. Juga para pemilik hotel mengatakan bahwa penyewaan rumah memukul bisnis mereka.
Perdana Menteri Giorgia Meloni telah mengeluarkan aturan nasional yang melarang check-in tanpa identifikasi tamu secara visual.
Massimo Torelli, juru bicara dari kampanye 'Let's save Florence to live in it' (Mari selamatkan Florence untuk ditinggali) mengatakan mereka telah mencoret-coret kotak check-in dengan palang merah.
"Ada di mana-mana, di rak sepeda dan di tiang lampu jalan ... Florence sedang sekarat karena pariwisata yang tidak terkendali," katanya.
Torelli mengatakan dia senang bahwa balai kota akhirnya mengambil tindakan dan dia berharap jumlah apartemen yang didedikasikan untuk pengunjung jangka pendek akan turun dari 15.000 saat ini menjadi 7.000-8.000. Sehingga perubahan ini membebaskan akomodasi bagi penduduk setempat.
Simak Video "Video Florence Pugh Gambarkan 'Thunderbolts*' Sebagai Melawan Iblisnya Sendiri"
(sym/msl)