Polemik Dipecatnya Kepsek SMAN 6 Depok karena Study Tour oleh Dedi Mulyadi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Polemik Dipecatnya Kepsek SMAN 6 Depok karena Study Tour oleh Dedi Mulyadi

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 25 Feb 2025 14:31 WIB
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mencopot Kepala SMA Negeri 6 Depok lantaran kegiatan karyawisata (study tour). SMAN 6 Depok buka suara terkait masalah tersebut. (Devi Puspitasari/detikcom)
SMA Negeri 6 Depok. (Devi Puspitasari/detikcom)
Jakarta -

Usai dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung memberikan gebrakan dengan mencabut Kepala Sekolah SM Negeri 6 Depok gegara study tour.

Besaran biaya untuk study tour yang dilakukan oleh SMAN 6 Depok itu adalah Rp 3,8 juta. Dilansir dari detiknews, Humas SMAN 6 Depok, Syahri Ramadhan, menjelaskan permasalahan tersebut muncul setelah viralnya protes dari orang tua siswa terkait study tour itu.

Syahri mengatakan mekanisme pembiayaan study tour itu menggunakan sistem subsidi silang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang di sini ada mekanisme pembiayaan saling subsidi silang, di mana orang tua murid yang memiliki rezeki lebih atau dari kalangan ekonomi mampu membantu keluarga yang ekonominya tidak mampu. Dan itu selalu terjadi seperti itu untuk berbagai kegiata," ucap Syahri, Senin (24/2).

Study tour SMAN 6 Depok itu sedianya dilakukan 17 hingga 24 Februari. Dan kebijakan harga yang telah ditentukan itu sudah melewati kesepakana bersama pihak sekolah dan orang tua murid.

ADVERTISEMENT

"Jujur kami tidak menutupi ya kalau pembiayaan itu memang besarnya Rp 3.800.000. memang ditetapkan bersama pada tanggal 21 November 2024 dalam rapat bersama orang tua murid," jelas Syahri.

Ia mengatakan terdapat 347 siswa yang ikut dalam study tour tersebut. Dan penerangan subsidi silang itu disalurkan kepada 39 siswa sesuai kemampuan masing-masing dalam pembiayaannya agar semua siswa bisa ikut dalam kegiatan study tour.

"(Total) 347 orang (siswa yang ikut study tour). Yang disubsidi itu macam-macam sesuai dengan kemampuan masing-masing. Karena kan ada 39 orang yang disubsidi itu kemampuannya macam-macam. Ada yang cuma mampu bayar sekian, kan mereka pasti komunikasi," katanya.

Syahri juga menyampai jika ada kendala pembiayaan dan sudah dikomunikasikan dengan orang tua siswa, semua berjalan sesuai keputusan bersama. Ia menyebut pihak sekolah mengaku terbuka bila ada orang tua murid yang mengalami kendala dalam pembiayaan tersebut.

"Karena memang di perjanjian awal atau di pembicaraan awal atau di musyawarah awal, apabila ada kendala-kendala mengenai pembiayaan dan sebagainya. Dapat diselesaikan dengan berkomunikasi. Komunikasinya dengan pemerintah sekolah," sebutnya.

"Ya ada yang sanggupnya 'Oh kami cuma bisa bayar Rp 500.000' yang bayar Rp 100.000 juga ada, yang Rp 0 juga ada. (Biaya Rp 3,8 juta) Nggak (diberlakukan ke) semua siswa. Ada yang sanggupnya cuma separuhnya atau Rp 50.000, kita kan komunikasi," ia menambahkan.

Katanya, jika ada orang tua siswa yang keberatan maka pihak sekolah dan orang tua lain akan selalu terbuka dan mencari jalan keluar bersama.

"Mereka itu biasanya mengajukan. 'Pak atau Bu, kami hanya sanggup bayar sekian' atau 'kami tidak menyanggupi bayar itu karena kondisi ekonomi dan sebagainya'. That's okay memang di sini seperti itu. Keterbukaan ketika tidak sanggup," ujar Syahri.

Oleh karenanya ia kebingungan saat viralnya pemberitaan terkait orang tua siswa yang terbebani dengan biaya study tour yang sudah ditetapkan.




(upd/upd)

Hide Ads