Aksi Heroik Pemandu Kashmir Lindungi Wisatawan Hingga Napas Terakhir

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Aksi Heroik Pemandu Kashmir Lindungi Wisatawan Hingga Napas Terakhir

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 02 Mei 2025 13:07 WIB
Pasukan keamanan berpatroli di Pahalgam, Kashmir, usai serangan bersenjata terhadap turis. Wilayah dijaga ketat demi mencegah serangan susulan.
Pasukan keamanan berpatroli di Pahalgam, Kashmir, usai serangan bersenjata terhadap turis. (Dar Yasin/AP)
Pahalgam -

Tragedi penembakan brutal di kawasan wisata Pahalgam, Kashmir menyisakan kisah pilu. Syed Adil Shah, penunggang kuda yang juga salah satu pemandu di sana, kehilangan nyawa demi menyelamatkan wisatawan dari hujan peluru.

Dikutip dari AFP, Jumat (2/5/2025), pada 22 April, Shah tengah membawa sekelompok wisatawan berkeliling padang rumput hijau di kaki pegunungan Himalaya. Saat itu, hujan tiga hari baru reda.

Hari itu seharusnya menjadi hari yang menyenangkan bagi Shah dan rombongan wisatawan yang ditemaninya. Tetapi, berubah total. Hari yang menyenangkan menjadi petaka. Sekelompok pria bersenjata muncul dari balik pepohonan dan menembaki kerumunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah kekacauan yang terjadi, Shah dengan gigih melindungi para wisatawan yang dibawanya. Sejumlah saksi menyebut dia bergulat dengan salah satu pelaku sebelum tertembak.

Dia menjadi satu-satunya warga Kashmir yang tewas dalam serangan tersebut. Total 26 orang meninggal dunia, sebagian besar wisatawan Hindu dari India, serta satu turis asal Nepal.

ADVERTISEMENT

"Saya bangga pada anak saya. Ia menunjukkan kemanusiaannya di tengah kebrutalan," ujar sang ayah, Syed Haidar Shah, dari rumah sederhana mereka di desa Hapatnar yang terletak di tepi hutan.

"Dia tahu mana yang benar dan salah, dan memilih bertindak, meski nyawanya menjadi taruhannya," dia menambahkan.

Sementara itu, adik kandung korban, Naushad Hussain, menceritakan kekalutannya setelah kabar penembakan menyebar luas. Saat itu, dia bergegas mencari kakaknya.

Hussain mengatakan Shah tak menjawab panggilan telepon. Dia pun langsung menuju rumah sakit terdekat.

"Saya tak diizinkan masuk ke ruang jenazah. Tapi seorang wisatawan perempuan di luar rumah sakit mengatakan bahwa seorang pria lokal menyelamatkannya sebelum tertembak. Saya langsung tahu itu mungkin kakak saya," kata Hussain.

Beberapa jam kemudian, Hussain mengikuti ambulans yang membawa jenazah ke Srinagar. Di sanalah ia menemukan tubuh kakaknya, dengan luka tembak di leher dan dada, serta memar di tangan dan pergelangan. Itu menjadi bukti bahwa Shah sempat melawan.

Polisi India menyebut kelompok bersenjata itu merupakan anggota Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan berbasis di Pakistan yang sudah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB. Islamabad membantah terlibat dan hubungan diplomatik kedua negara pun kembali memanas, dengan saling balas sanksi.

Serangan itu menjadi yang paling mematikan terhadap warga sipil di Kashmir dalam 25 tahun terakhir. Beberapa saksi mengatakan para penyerang memisahkan laki-laki, menanyai agama mereka, bahkan memerintahkan beberapa untuk melafalkan syahadat. Mereka yang tidak mampu, langsung ditembak dari jarak dekat.

Di tengah ketegangan dan retorika politik, banyak pihak menilai kisah Adil Shah sebagai simbol persatuan dan keberanian. Politikus dan kolumnis India, Shashi Tharoor, menyebut tindakan Shah sebagai bentuk kepahlawanan yang seharusnya menyatukan bangsa, bukan memecah belahnya.

Meski duka mendalam masih menyelimuti keluarga Shah, rasa bangga tetap terpancar.

"Kami tahu kami tidak sendirian dalam kehilangan," kata sang ayah.

"Tapi kami percaya, pengorbanannya menunjukkan sisi terbaik dari kemanusiaan," kata ayah lagi.




(fem/fem)

Hide Ads