Fasilitas MCK Dibuat di Baduy Luar untuk Wisatawan, Disesuaikan Nilai Adat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fasilitas MCK Dibuat di Baduy Luar untuk Wisatawan, Disesuaikan Nilai Adat

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 19 Mei 2025 09:37 WIB
Kampung Gajeboh di Baduy Luar
Ilustrasi perkampungan Baduy Luar (bonauli/detikcom)
Lebak -

Lima kamar mandi umum dibangun di Baduy Luar. Kelima kamar mandi itu dibangun sesuai dengan ketentuan adat.

Kamar mandi umum untuk keperluan MCK atau Mandi, Cuci, Kakus itu dibangun di kampung Kaduketug 1, Kaduketug 2, Kaduketug 3, Legok Jeruk, dan Cicakal Muara. Ketua Adat Kampung Baduy Luar Jaro Oom mengatakan dibangunnya sarana-sarana pendukung kegiatan wisata, seperti kamar mandi umum, itu diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan yang mengunjungi kampung Baduy.

"Alhamdulillah, Pembuatan saung kamar mandi ini sangat berguna bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga untuk wisatawan agar lebih nyaman saat ke saung cai. Kami berharap wisatawan juga akan semakin banyak datang ke sini," kata Jaro Oom seperti dikutip dari Antara, Senin (19/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

General Manager Germany Brilliant Yapto Wijaya mengatakan awalnya GB, LSPDI, dan Bazar Bangunan berwisata ke kampung Baduy dan melihat belum adanya kamar mandi umum untuk wisatawan dan masyarakat Baduy itu sendiri. Akhirnya mereka sepakat merealisasikan inisiatif ini agar wisatawan dan masyarakat suku Baduy lebih nyaman dalam beraktifitas.

"Kami berdiskusi dengan tokoh-tokoh adat Baduy Luar serta melibatkan para arsitek untuk membantu pembuatan agar saung kamar mandi sesuai dengan aturan adat budaya Baduy. Bagi kami pembuatan saung kamar mandi sangat diperlukan karena jika kita berbicara aktivitas wisata keseharian di Baduy sudah pasti membutuhkan saung kamar mandi," imbuh Yapto.

ADVERTISEMENT

Direktur LSPDI-Desain Interior Rohadi mengatakan diperlukan proses yang cukup panjang untuk mewujudkan kamar mandi umum, termasuk lebih dari tiga kali bolak-balik ke kampung Suku Baduy sampai desain itu disetujui oleh adat.

"Lebih tiga kali saya bawa desain kamar mandi ke sini tetapi jika mereka bilang tidak pas ya tidak, masyarakat Baduy menjunjung tinggi aturan adat sampai hal terkecil sekalipun," kata Rohadi.

Untuk proses pengerjaannya, satu saung kamar mandi membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari. Yang unik, air di saung kamar mandi ini dialirkan langsung dari gunung langsung.

Ya, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Suku Baduy sangat menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mandi di sungai menggunakan daun honje atau kecombrang sebagai pengganti sabun. Untuk membersihkan gigi, mereka memanfaatkan sabut kelapa sebagai sikat alami.

Aturan adat mereka melarang penggunaan sabun dan sampo karena dianggap dapat mencemari sungai. Begitu pula dalam mencuci pakaian, mereka hanya menggunakan batu sungai untuk menggilas pakaian tanpa memakai bahan kimia.




(wsw/fem)

Hide Ads