Harimau Bengal Mati Tragis di Habitat Sendiri, Akibat Konflik dengan Warga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Harimau Bengal Mati Tragis di Habitat Sendiri, Akibat Konflik dengan Warga

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 28 Mei 2025 11:09 WIB
A Bengal tiger reacts while cooling off in a pond inside a cage during a hot summer day at Alipore Zoological Garden in Kolkata on June 20, 2018. - The Bengal tiger was recovered injured from the Sundarbans area bordering Bangladesh and has since lost some of its teeth due to aging. Zoo authorities have taken different measures starting from different summer diets, provided fans or incresed the water sources in the cages to keep the animala cool in this season. (Photo by Dibyangshu SARKAR / AFP)
Ilustrasi harimau bengal (Dibyangshu Sarkar/AFP)
Jakarta -

Seekor harimau bengal di negara bagian Assam, India timur laut, ditemukan mati secara tragis. Harimau itu dibunuh dan dipotong-potong oleh segerombolan warga desa.

Dikutip dari BBC, Rabu (28/5/2025), peristiwa memilukan itu terjadi di Distrik Golaghat. Kasus tersebut telah didaftarkan oleh Departemen Kehutanan Assam.

Pejabat kehutanan, Gunadeep Das, mengatakan harimau tersebut tewas akibat luka tajam, bukan karena tembakan. Tragisnya, sekitar seribu orang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut, yang menyebabkan bangkai harimau ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembunuhan harimau bengal bukanlah kejadian baru di Assam. Tahun ini saja, pembunuhan terhadap harimau itu menjadi kasus ketiga yang dilaporkan.

Harimau adalah satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India (1972), yang melarang perburuan dan perdagangan bagian tubuhnya.

ADVERTISEMENT

Mrinal Saikia, anggota parlemen Assam, mengutuk keras tindakan tersebut dan menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku. Ia juga membagikan video yang memperlihatkan kondisi bangkai harimau yang hilang sebagian kulit dan anggota tubuhnya.

Asal usul harimau yang dibunuh ini tidak jelas, namun lokasi penemuan bangkainya sekitar 20 km dari Taman Nasional Kaziranga, sebuah kawasan konservasi yang terkenal dan menjadi tujuan wisata alam penting di Assam.

Peristiwa itu menimbulkan keprihatinan, karena Assam selama ini dikenal sebagai surga bagi penggemar wisata satwa liar, terutama untuk melihat harimau bengal di habitat aslinya. Konflik manusia dengan satwa liar seperti ini dapat berdampak negatif pada citra kawasan konservasi dan pariwisata setempat.

Wisata alam dan ekowisata sangat bergantung pada kelestarian dan keberadaan satwa langka seperti harimau. Jika konflik terus berlanjut, minat wisatawan untuk berkunjung bisa menurun, yang berimbas pada perekonomian daerah.

Meskipun populasi harimau di Assam terus meningkat dari 70 ekor pada 2006 menjadi 190 ekor pada 2019 berkat upaya konservasi, habitat yang menyusut dan kurangnya koridor satwa antara taman nasional tetap menjadi tantangan utama.

Kasus-kasus seperti pembunuhan ini menunjukkan perlunya keseimbangan antara perlindungan satwa liar dan kebutuhan masyarakat sekitar, agar keberlanjutan ekowisata dan konservasi dapat terjaga.




(fem/ddn)

Hide Ads