Katanya Sunrise Terindah, tapi yang Bisa Dilihat Cuma Keramaian

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Katanya Sunrise Terindah, tapi yang Bisa Dilihat Cuma Keramaian

Tim detikcom - detikTravel
Selasa, 17 Jun 2025 18:00 WIB
Sejumlah wisatawan mengunjungi Puncak Seruni Point di kawasan Bromo Tengger Semeru, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (26/5/2024). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat kunjungan wisatawan pada masa libur panjang waisak meningkat dari hari sebelumnya yakni 914 orang per hari menjadi 6.242 orang per kamis (23/5) hingga Sabtu (25/5).  ANTARA FOTO/Muhammad Mada/foc.
Kepadatan wisatawan di Bromo (ANTARA FOTO/Muhammad Mada)
Probolinggo -

Apa jadinya jika sudah persiapan full untuk melihat momen sunrise yang katanya terindah, tapi apa daya yang bisa traveler lihat cuma keramaian wisatawan?

Pastinya perasaan tidak nyaman akan traveler rasakan. Seperti itulah kira-kira yang dirasakan oleh wisatawan yang berkunjung ke kawasan gunung Bromo pada saat momen liburan panjang tiba.

Contohnya saat liburan panjang long weekend Waisak kemarin. Gunung Bromo dipadati oleh ribuan pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Antrean kendaraan mobil jeep dan pengunjung tampak mengular di loket pintu masuk Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Sejumlah titik favorit seperti Kawah Bromo, Pasir Berbisik, Bukit Seruni Point, Lembah Watangan, hingga Jembatan Kaca menjadi sasaran utama para wisatawan.

ADVERTISEMENT

Antrean panjang mobil jeep yang mengular juga terlihat di di jalur menuju Penanjakan. Jip-jip itu bahkan menutup hampir seluruh badan jalan.

Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani, pihaknya sebenarnya telah menerapkan kuota untuk jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. Setiap hari maksimal sebanyak 2.752 wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan batasan itu diharapkan mencegah membeludaknya kunjungan wisatawan.

"Makanya kami terapkan kuota, sehari 2.752 wisatawan. Bayangkan kalau nggak ada pembatasan jumlah pengunjung," tuturnya.

Septi menambahkan antrean kendaraan jip memang seringkali terjadi di ruas jalan menuju Penanjakan, terutama saat masa libur. Karena banyak wisatawan berkunjung ke Gunung Bromo salah satunya untuk melihat sunrise atau matahari terbit.

"Karena jumlah kunjungan (padat). Karena ke Bromo yang dilihat sunrise. Jadi pada satu waktu yang sama pengunjung berbondong-bondong, berkumpul pada view point," imbuhnya.

Jika itu terjadi, maka mau tidak mau para wisatawan harus bergantian dengan puluhan, bahkan ratusan wisatawan lainnya hanya untuk berfoto dengan latar sunrise dan gunung Bromo.




(wsw/wsw)

Hide Ads