Kos-kosan Mewah Menjamur di Mataram, Pengusaha Hotel Mengeluh

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kos-kosan Mewah Menjamur di Mataram, Pengusaha Hotel Mengeluh

Nathea Citra - detikTravel
Rabu, 25 Jun 2025 17:37 WIB
Ilustrasi hotel di Bali
Ilustrasi (Getty Images/iStockphoto/grinvalds)
Mataram -

Pengusaha hotel di kota Mataram mengeluhkan soal menjamurnya kos-kosan mewah di ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Menjamurnya kos-kosan mewah di Mataram menggerus pasar industri perhotelan. Para wisatawan lebih memilih menginap di kos elite ketimbang di hotel berbintang.

Fasilitas yang ditawarkan oleh kos-kosan tersebut ternyata sudah selayaknya hotel berbintang, tetapi dengan harga yang jauh lebih murah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa mengungkapkan keresahan para pelaku hotel di Mataram telah dirasakan sejak lama. Menurutnya, kos-kosan elite itu beroperasi di luar koridor izin yang seharusnya.

"Sebenarnya kos-kosan itu bukan kompetitor hotel, nggak ada masalah sebenarnya. Tapi, yang jadi perhatian kami adalah bagaimana operasionalnya," kata Adiyasa saat dikonfirmasi, Selasa (24/6/2025).

ADVERTISEMENT

Menurut Adiyasa, para pelaku hotel di Mataram mengeluhkan kos-kosan elite itu menyediakan penyewaan kamar harian dan mingguan. Padahal, menurut dia, izin kos-kosan hanya untuk sewa bulanan. Adiyasa menilai hal itu merugikan pengelola hotel secara legal maupun fiskal.

"Yang jadi masalah, kos-kos elite ini pada operasionalnya mereka melayani harian bahkan mingguan. Itu yang jadi masalah. Dari sisi aturan, (pengelola kos elite) tidak sesuai dengan izin. Lalu, tidak memberikan kontribusi apa-apa ke pemerintah," keluh Adiyasa.

Adiyasa menuding banyak kos elite di Mataram tidak mengantongi izin usaha seperti pengelolaan hotel. Walhasil, para pemilik kos-kosan itu tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak sebagaimana dilakukan pengelola hotel resmi.

"Kos-kosan yang tidak punya izin, bisa leluasa. Padahal, ada yang fasilitasnya lengkap, kolam renang, TV 50 inch, WiFi, semua lengkap. Hotel harus mengurus setidaknya 30 perizinan. Inilah yang tidak sehat, dari perizinan saja kontribusi ke pemerintah tidak ada," imbuhnya.

Berdasarkan catatan AHM, terdapat lebih dari 7.000 kamar yang ditawarkan kos-kosan elite di Mataram secara online. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 2.800 kos elite yang terdata sebagai milik anggota AHM.

"Kalau kos-kosan itu memang beroperasi seperti hotel, ya ambil izin hotel dong, jangan abu-abu. Keberadaan mereka ini (kos-kosan elite) sedikit banyak merusak ekosistem hotel, harga menjadi terganggu," pungkasnya.

--------

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads