Penerbangan Internasional Bikin Labuan Bajo Diserbu Turis China, tapi Ada Catatan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Penerbangan Internasional Bikin Labuan Bajo Diserbu Turis China, tapi Ada Catatan

Ambrosius Ardin - detikTravel
Selasa, 01 Jul 2025 10:07 WIB
Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Ambrosius Ardin)
Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Ambrosius Ardin)
Jakarta -

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) membeberkan dua penyebab peningkatan signifikan jumlah wisatawan asal China yang berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada April 2025. Apa saja?

Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan penyebab pertama kenaikan jumlah kunjungan wisatawan China ke Labuan Bajo itu adalah promosi.

"Kunjungan wisatawan China ke Labuan Bajo tinggi pada April lalu karena beberapa faktor. Yang pertama adalah karena promosi destinasi Labuan Bajo yang dilakukan baik oleh Kemenpar (Kementerian Pariwisata) maupun pelaku industri pariwisata," kata Frans, Senin (30/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, penyebab kedua adalah kemudahan akses menjadi pemicu meningkatnya kunjungan. Terbukanya rute penerbangan langsung dari Kuala Lumpur dan Singapura turut meningkatkan mobilitas wisatawan mancanegara, termasuk dari China.

"Kedua adalah karena terbukanya akses penerbangan langsung dari Kuala Lumpur dan Singapura ke Labuan Bajo," kata Frans.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan dua kota tersebut menjadi hub pergerakan wisatawan internasional dari berbagai negara.

"Singapore dan Kuala Lumpur saat ini menjadi hub untuk pergerakan wisatawan mancanegara termasuk dari China," kata Frans.

Rute Malaysia-Labuan Bajo dilayani oleh maskapai AirAsia sejak September 2024 dengan frekuensi tiga kali per minggu. Sementara penerbangan langsung dari Singapura mulai beroperasi sejak Maret 2025 oleh Jetstar Asia, dengan dua kali penerbangan per minggu.

Sebelumnya, BPOLBF melaporkan bahwa pada April 2025, wisatawan asal China mendominasi kunjungan ke destinasi superprioritas Labuan Bajo. Jumlahnya bahkan melampaui wisatawan domestik.

"Pada periode April 2025, negara China mendominasi tingkat kunjungan dengan presentasi 28,6 persen," ujar Frans Teguh.

Total kunjungan wisatawan pada bulan tersebut tercatat mencapai sekitar 42 ribu orang. Setelah China, jumlah kunjungan terbanyak datang dari Indonesia, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Indonesia, UK dan AS (14,3%), dan sebanyak 7,1% ditempati oleh negara Australia, Eropa, Filipina, dan Kanada," kata Frans.

Di saat bersamaan pariwisata Labuan Bajo juga bikin risau wisatawan China. Tidak lama setelah BPOLBF mengumumkan terjadi peningkatan kunjungan wisata, Wakil Konjen Republik Rakyat China di Denpasar, Zhu Yu, menyebut standar keselamatan di lokasi wisata dan profesionalisme pelaku wisata di Indonesia dalam memberikan pelayanan masih rendah.

"Fasilitas perlindungan keselamatan dan sistem peringatan dini di beberapa lokasi wisata masih perlu ditingkatkan," kata Zhu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6).

"Profesionalisme para pelaku industri pariwisata juga masih perlu diperbaiki agar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar internasional," dia menambahkan.

Zhu Yu menyampaikan pernyataan itu setelah kasus meninggalnya wisatawan asal China bernama Qiu Yan (32) saat snorkeling di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, pada 18 Juni 2025.

Insiden tragis tersebut menjadi perhatian luas karena Qiu Yan snorkeling tanpa mengenakan pelampung (life jacket), dan pemandu wisata yang mendampinginya dinilai melanggar SOP karena membiarkan hal itu terjadi.

***

Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikbali. Selengkapnya klik di sini.




(fem/fem)

Hide Ads